
PGE Targetkan 883 MW Pembangkit Geothermal Beroperasi di 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), unit bisnis PT Pertamina (Persero) di bidang panas bumi (geothermal), menargetkan sampai dengan 2024 akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan total kapasitas hingga 883 Mega Watt (MW).
Target tersebut disampaikan oleh Sentot Yulianugroho, Government & Public Relation Manager PT Pertamina Geothermal Energy, dalam diskusi dengan media secara daring, Kamis (01/07/2021).
Dia mengatakan, pihaknya kini tengah berfokus pada beberapa pengembangan kapasitas PLTP.
"Saat ini kita fokus pada beberapa pengembangan kapasitas panas bumi yang akan ditargetkan di 2024 sebesar 883 MW," paparnya.
Kemudian, kapasitas terpasang akan semakin meningkat pada 2029 sampai 2030 hingga 1.300 MW atau 1,3 Giga Watt (GW).
"Kita targetnya tahun 2029-2030 optimis yang kita kerjakan sendiri sekitar 1.300 MW atau 1,3 GW ini dari PGE," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, PGE saat ini juga sedang melakukan beberapa proses kajian inisiasi terkait dengan beberapa produk turunan yang mungkin bisa diekstraksikan dari panas bumi.
"Sedang intens dilakukan pendalaman terkait dengan green hydrogen diharapkan jadi salah satu produk turunan dari geothermal yang bisa juga jadi dukung pengembangan EBT di masa depan," tuturnya.
Berdasarkan data PGE, hingga 2019 Pertamina memiliki kapasitas terpasang PLTP mencapai 672 MW. Pertamina mengelola lima area panas bumi, tiga proyek pengembangan panas bumi, dan tiga lapangan eksplorasi panas bumi.
Lima proyek panas bumi yang telah beroperasi antara lain PLTP Kamojang Unit I-V, PLTP Lahendong Unit I-VI, PLTP Ulubelu Unit I-IV, PLTP Karaha Unit I, dan PLTP Lumut Balai Unit I.
Sebelumnya, Sentot pernah menyampaikan proyek Lumut Balai Unit 2 saat ini sedang proses lelang pengadaan EPCC (Engineering, Procurement, Construction and Commissioning) fasilitas produksi dan PLTP. Pihaknya pun memperkirakan proyek ini baru akan beroperasi setelah dua tahun mendatang.
"Diharapkan tengah tahun sudah bisa mulai berjalan konstruksinya. Secara normal lazimnya konstruksinya membutuhkan waktu 24 bulan," ujarnya.
Sementara untuk proyek PLTP Hululais, menurutnya pihaknya masih menunggu kesiapan PLN, karena nanti PLN akan membangun pembangkit listriknya, sementara PGE menyiapkan lapangan uap dan fasilitas produksi untuk suplai uap panas bumi ke pembangkit listriknya.
Adapun untuk proyek PLTP Sungai Penuh menurutnya sedang dilakukan assessment atau penilaian ulang.
Karena pengembangan ketiga proyek ini masih dilakukan, maka menurutnya tahun ini tidak ada penambahan kapasitas PLTP dari PGE.
"Sepertinya belum ada," saat ditanya apakah ada penambahan kapasitas PLTP PGE pada tahun ini.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap! Ada Pembangkit Listrik Panas Bumi Baru di Sulut
