Ini Rencana RI Optimalkan Harta Karun Energi Top 2 Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki 'harta karun' salah satu energi yang sumber dayanya melimpah. Bahkan, sumber dayanya mencapai terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. 'Harta karun' ini yaitu panas bumi (geothermal). Sayangnya, pemanfaatan panas bumi belum maksimal.
Dari sumber daya panas bumi sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW), pemanfaatannya untuk Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) hingga 2020 baru mencapai 2.130,7 MW atau 8,9% dari total sumber daya yang ada.
Harris, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan masih ada potensi panas bumi sebesar 1.620 MW yang belum dieksploitasi dari 21 wilayah kerja panas bumi (WKP), padahal sudah dilakukan eksplorasi.
Ke depan, imbuhnya pemerintah juga melakukan program Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) untuk meningkatkan cadangan panas bumi di Tanah Air.
"Ada 21 WKP yang sudah eksplorasi tapi belum masuk eksploitasi 1.620 MW," ungkapanya dalam acara Energy Corner "Harta Karun Terbesar yang Diabaikan" CNBC Indonesia, Senin (14/06/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini Indonesia sedang melakukan transisi energi dari pemakaian energi fosil ke energi terbarukan, khususnya panas bumi yang memiliki potensi cukup besar di Indonesia.
Dia mengatakan, Indonesia memiliki 357 titik sumber panas bumi.
"Memang benar ini harta karun nomor 2 terbesar di dunia dan juga lokasi di Indonesia ada di 357 titik potensi panas bumi di Indonesia," tuturnya.
Langkah berikutnya dalam mendorong pemanfaatan potensi panas bumi di Indonesia menurutnya dengan memasukkan panas bumi ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
![]() Juli 2021, Kementerian ESDM Mulai Eksplorasi WKP Sukabumi & NTT (CNBC Indonesia TV) |
"Eksekusi proyek panas bumi dalam 10 tahun ke depan sudah tercakup dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030," ungkapnya.
Dia mengatakan, pemerintah saat ini dalam proses menyusun RUPTL tahun 2021-2030. Diharapkan, kapasitas terpasang dari PLTP yang saat ini masih 2.130,7 MW, akan bertambah menjadi lebih dari 4.000 MW pada 2030 mendatang.
"Khusus untuk saat ini 2021-2030 RUPTL masih sedang proses dan diharapkan kita bisa menambah jumlah pembangkit dari kapasitas (PLTP) yang ada saat ini 2.130,7 MW dan diharapkan nanti di 2030 bisa mencapai lebih dari 4.000 MW," harapnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Harta Karun Energi Terbesar ke-2 Dunia, Tapi RI Abaikan
