Angka Kematian Covid-19 RI Naik, Luhut Beberkan Pemicunya!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Minggu, 25/07/2021 11:33 WIB
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan dan Budi Karya Sumadi meninjau vaksinasi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (3/7/2021). (Dok: kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan sejumlah alasan yang memicu masih tingginya angka kasus kematian akibat Covid-19. 

Sebelumnya data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga Sabtu kemarin (24/7), dalam sehari ada tambahan kasus kematian 1.415 kasus. Angka kematian terbanyak yakni di Provinsi Jawa Timur dengan 356 kasus menjadi 17.840 kasus.

Berikutnya adalah Jawa Tengah yang mencatat 338 kasus menjadi 16.550 kasus. Kemudian, DKI Jakarta mencatat ada 151 kasus kematian menjadi 11.282 kasus kematian.


Adapun Sabtu kemarin, tambahan kasus positif harian tercatat 45.416, sehingga secara total kasus positif di Indonesia menjadi 3.127.826 kasus.

Luhut mengatakan angka kematian meningkat karena beberapa faktor.

"Dari hasil penelitian tim di lapangan, angka kematian meningkat karena beberapa faktor, kapasitas RS yang sudah penuh, pasien yang ketika datang saturasinya sudah buruk, serta meninggal karena tidak terpantau ketika melakukan isolasi mandiri di rumah," jelas Luhut dalam Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Langkah Intervensi untuk Penurunan Tingkat Kematian Akibat Covid-10 di Jawa-Bali pada Sabtu kemarin (24/7).

Rapat itu digelar dalam rangka arahan Luhut kepada jajaran pimpinan provinsi se-Jawa dan Bali serta kementerian dan lembaga dalam menindaklanjuti kasus kematian Covid-19 yang meningkat secara signifikan dalam satu minggu terakhir.

"Setelah memahami faktor-faktor ini, kita harus melakukan intervensi untuk mengurangi angka kematian secara cepat," lanjutnya.

Langkah-langkah intervensi tersebut adalah dengan meningkatkan kapasitas ICU dari RS dengan oksigen sentral pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kematian tinggi, menyediakan isolasi terpusat dan terpantau bagi pasien resiko tinggi yang melakukan isolasi mandiri.

Selain itu, Dinas Kesehatan diminta untuk berkoordinasi dengan TNI untuk memperoleh akses paket obat gratis dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tak hanya itu, Satuan Tugas (Satgas) PPKM di level desa juga harus kembali diaktifkan dan melakukan pemantauan ketat terhadap setiap warga yang terindikasi mengalami gejala Covid-19.

Selanjutnya, pemerintah secara berkala akan menerapkan pemantauan angka kematian dengan kerangka yang mencakup jumlah kasus kematian yang sudah divaksinasi, kasus komorbid, klasifikasi usia, ketersediaan akses terhadap obat-obatan, perawatan oksigen, pentahapan penyakit dan paparan terhadap badai sitokin serta lokasi kematian.

Kerangka ini diterapkan agar seterusnya pemerintah dapat mengambil langkah mitigasi secara strategis, komprehensif dan tepat sasaran.

"Kunci dalam menangani pandemi ini adalah disiplin dan kerja bahu-membahu. Dengan bersama-sama dan konsisten melakukan dan meningkatkan testing dan tracing, diharapkan mata rantai ini akan terputus," pungkas Menko Luhut.

Rakor ini turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Bali Wayan Koster , Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Deputi Gubernur DKI Jakarta mewakili Anies Baswedan.

Hadir pula Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Bupati Karawang, dan perwakilan kementerian dan lembaga terkait.


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemenkes: Digitalisasi Bikin Layanan Kesehatan Lebih Hemat 20%