
Kasus Covid-19 di RI Mulai Nanjak Lagi, Apa Kata Luhut?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan angkat suara perihal kenaikan kasus Covid-19 di tanah air beberapa waktu belakangan. Menurut dia, beberapa pasien positif Covid-19 belum divaksinasi.
"Saya baru dapat data dari menkes (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin) banyak yang terinfeksi, 30% lebih itu orang yang belum vaksin. Jadi ini satu berita yang menurut saya kembali kepada kita yang disiplin," ujar Luhut di Nusa Dua, Bali, Rabu (9/11/2022).
"Tapi bukan berarti yang sudah vaksin tidak kena. Ada juga. Tapi banyak yang terinfeksi itu justru yang belum vaksin. Dan yang meninggal pun ternyata banyak yang belum divaksin," lanjutnya.
Kendati demikian, Luhut mengatakan, tidak perlu terlalu khawatir kenaikan kasus Covid-19 itu akan memengaruhi ekonomi. "Dari yang dipelajari, kita juga sudah banyak pengalaman. Tidak seperti Delta. Tapi kalau kamu seperti ini elok pakai masker sebenarnya," katanya.
"Dan kedua, kalau kau belum vaksin ya chance kau untuk kena tinggi dan chance untuk check out juga tinggi. Jadi hati-hati. Ini ya (akibat) varian baru," lanjutnya.
Kemarin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan dalam satu bulan ke depan puncak kasus Covid-19 di tanah air akan menyentuh 20 ribu. Perkiraan itu disampaikan BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11/2022).
Dalam paparannya, dia mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Singapura yang dipicu subvarian Omicron XBB lebih cepat dibandingkan BA.4 dan BA.5 maupun BA.1 dan BA.2. Sebagai informasi, BA.1 dan BA.2 mencatatkan puncak 60 ribu kasus per hari pada Januari-Februari dan dicapai dalam waktu dua bulan sejak kasus diidentifikasi.
Sedangkan BA.4 dan BA.5 mencatatkan puncak kasus 20 ribu per hari 45-60 hari sesudah kasus teridentifikasi."Jadi kalau ini meniru Singapura, yang puncaknya lebih cepat dicapai, kira-kira dekat dengan BA.4 dan BA.5, tapi turunnya juga lebih cepat, kalau mengikuti pola Singapura harusnya dalam 1 bulan ke depan ini akan naik mendekati angka 20 ribu per hari, sama seperti bulan Agustus kemarin," kata BGS.
"Nah buat perbandingan, angka 20 ribu seperti bulan Agustus. Kan kita kemarin sempat naik sampai 20 ribu," lanjutnya. BGS memastikan fasilitas pelayanan kesehatan di tanah air siap merespons kenaikan kasus itu.
"Karena RS kita kan bisa 100 ribu. Jadi waktu kemarin Omicron yang Januari-Februari hanya 20 ribu, kemarin (Juli-Agustus) hanya 5 ribu. Jadi harusnya fasilitas kita masih ada," kata BGS.
"Tapi saya titip pesan, untuk mengurangi transmisibiliti pakai masker adalah yang paling ampuh. Jangan kendur yang pakai masker di dalam ruangan. Tapi untuk mengurangi hospitalisasi sebaiknya memang booster. Jadi kombinasi antara memakai masker dan suntik booster salam kami kepada masyarakat," lanjutnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Bisa Kabur! Gerak Gerik Warga RI Bakal Dipantau Ketat Prabowo
