
Harta Karun Energi Terbesar RI Diusulkan Jadi PSN Jokowi

Jakarta, CNBC Indonesia - RI dianugerahi potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sangat melimpah. Sumber EBT terbesar RI adalah energi surya dengan total potensi mencapai 207,8 Giga Watt (GW), namun pemanfaatannya baru 0,1% saja.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), salah satunya melalui PLTS Atap.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal EBTKE Chrisnawan Anditya menyebut PLTS Atap diusulkan akan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Sebagai informasi, PLTS Atap sedang kami usulkan untuk masuk menjadi program prioritas nasional," paparnya dalam Bincang-Bincang Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) bertema "2050 Indonesia RE100 Mungkinkah?" pada Jumat (23/07/2021).
Menurutnya, sampai dengan 2035 pengembangan PLTS terus didorong, tidak hanya PLTS Atap, namun juga PLTS skala besar dan PLTS terapung. Ongkos produksi listrik dari PLTS menurutnya semakin ke sini juga semakin murah.
"PLTS di atas 10 MW tadinya harga US$ 10 sen (per kilo Watt hour/ kWh) sudah ke arah US$ 5 sen, dengan masuknya PLTS terapung Cirata dan PLTS Bali US$ 5,5 sen-US$ 5,9 sen," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Kementerian ESDM mendukung industrialisasi EBT sampai dengan 2035. Di satu sisi berupaya menurunkan harga EBT agar semakin kompetitif, namun di saat bersamaan juga mencari cara untuk menumbuhkan industri.
"PLTS Terapung US$ 5,81 sen direncanakan akan bangun industri di dalam negeri dan di dalam ada proposal maksimalkan dalam pengembangan EBT. Kemampuan industri dalam negeri kita siapkan koordinasi dengan Kementerian Industri dengan RUPTL keluar dan nanti grand strategi jangka panjang kami juga akan sinkronkan," jelasnya.
Dia menjelaskan khusus untuk PLTS baru ada sekitar 17 industri. Agar industri terus hidup, maka menurutnya harus menggunakan indikasi pasar yang besar.
"Sebagai contoh PLTS 3,61 (target sampai dengan 2025 3,6 GW) sedang diusulkan jadi PSN, bagaimana 3,61 GW kebutuhan bisa dari dalam negeri, bukan impor," paparnya.
Perlu diketahui, pada 2015 kapasitas terpasang PLTS baru 33,4 MW dan sampai akhir tahun 2020 sudah mencapai 153,8 MW.
Hingga Mei 2021, pelanggan PLTS Atap mencapai 3.781 pelanggan dengan total kapasitas 31,32 MWp. Sampai 2025, kapasitas PLTS Atap ditargetkan mencapai 3,6 Giga Watt (GW).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan PLTS Atap Diubah, Pemakai Tak Bisa Jual Listrik ke PLN