Bea Cukai Error

Bea Cukai Klaim Sistem Pulih, Pengusaha: Dampaknya Masih Ada!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
21 July 2021 16:10
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Foto: Suasana Tanjung Priok, Jakarta Utara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha masih mengeluhkan dampak dari masalah yang terjadi pada Customs Excise Information System and Automation (CEISA) Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan. Meski pihak Ditjen Bea Cukai mengklaim pelayanan kembali normal, namun pelaku usaha masih merasakan gangguannya.

"Walaupun Senin mereka bilang sudah pulih, itu kan tetap ada proses antrean. Perkiraan kami ada sekitar 300 kontainer yang tertahan belum bisa keluar yang berisi terdiri dari bawang putih, bombay, termasuk sayuran dan buah," kata Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo), Valentino kepada CNBC Indonesia, Rabu (21/7/21).

Gangguan pada sistem CEISA Bea Cukai mengakibatkan kontainer berisi bawang putih atau bawang bombay impor menjadi terganggu proses pengeluaran dari pelabuhan. Produk-produk pangan itu umumnya diimpor dari China.

"Kontainer-kontainer tersebut berpendingin, namun dengan keterlambatan akibat gangguan sistem ini, maka setiap kontainer yang tertahan harus dicolok listrik hingga sistem CEISA kembali normal," sebut Valentino.

Konsekuensi adalah selain ada tambahan biaya akibat konsumsi listrik tersebut, juga tidak menutup kemungkinan akan ada gangguan pasokan bawang putih dan bawang bombay dalam beberapa waktu mendatang

"Intinya dengan adanya gangguan sistem ini akan ada keterlambatan (kelangkaan) pasokan Berpotensi terhadap harga. Jangan ada pihak-pihak menyalahkan pelaku usaha, ini kesalahan pada pemerintah atau Bea Cukai," jelasnya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani mengungkap sejak Senin pagi sistem itu sudah berjalan normal. "Sekarang CEISA sudah berjalan normal sejak Senin pagi," kata dia kepada detikcom, Selasa (20/7/2021).

Terkait penyelenggaraan layanan manual untuk melayani pengguna jasa kepabeanan, Askolani mengungkap hal itu dilakukan saat sistem CEISA diperbaiki, termasuk untuk mem-backup data.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eksportir Ngamuk Sistem Bea Cukai Error 2 Minggu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular