Seorang Jurnalis Tewas di Tengah Baku Tembak Taliban

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
17 July 2021 11:40
Afghan militiamen join Afghan defense and security forces during a gathering in Kabul, Afghanistan, Wednesday, June 23, 2021. Taliban gains in north Afghanistan, the traditional stronghold of the country's minority ethnic groups who drove the insurgent force from power nearly 20  years ago, has driven a worried government to resurrect militias whose histories have been characterized by chaos and widespread killing. (AP Photo/Rahmat Gul)
Foto: AP/Rahmat Gul

Jakarta, CNBC Indonesia - Wartawan kantor berita Amerika Serikat Reuters bernama Danish Siddiqui tewas pada hari Jumat (16/07/2021) ketika meliput bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan pasukan Taliban di dekat perbatasan dengan Pakistan, kata seorang komandan Afghanistan.

Pasukan khusus Afghanistan telah berjuang untuk merebut kembali area pasar utama Spin Boldak ketika Siddiqui dan seorang perwira senior Afghanistan tewas dalam apa yang mereka sebut sebagai baku tembak Taliban, kata pejabat itu kepada Reuters, dikutip Sabtu (17/07/2021).

Siddiqui telah ditempatkan sebagai jurnalis sejak awal pekan ini dengan pasukan khusus Afghanistan yang berbasis di provinsi selatan Kandahar dan telah melaporkan pertempuran antara pasukan komando Afghanistan dan pejuang Taliban.

"Kami segera mencari lebih banyak informasi, bekerja sama dengan pihak berwenang di kawasan itu," kata Presiden Reuters Michael Friedenberg dan Pemimpin Redaksi Alessandra Galloni dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Sabtu (17/07/2021).

"Danish adalah jurnalis yang luar biasa, suami dan ayah yang setia, dan kolega yang sangat dicintai. Duka kami bersama keluarganya pada saat yang mengerikan ini."

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pun mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter bahwa dia "sangat sedih dengan laporan mengejutkan" tentang kematian Siddiqui dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya.

DANISH SIDDIQUI/ TwitterFoto: DANISH SIDDIQUI/ Twitter
DANISH SIDDIQUI/ Twitter

Kemarin, Jumat, Siddiqui sempat mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah terluka di lengan oleh pecahan peluru saat melaporkan bentrokan tersebut. Dia dirawat dan pejuang Taliban kemudian mundur dari pertempuran di Spin Boldak.

Siddiqui telah berbicara dengan penjaga toko ketika Taliban menyerang lagi, kata komandan Afghanistan.

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen rincian pertempuran baru yang dijelaskan oleh pejabat militer Afghanistan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya sebelum Kementerian Pertahanan Afghanistan membuat pernyataan.

Perlu diketahui bahwa Siddiqui adalah bagian dari tim fotografi Reuters untuk memenangkan Penghargaan Pulitzer 2018 untuk Fotografi Fitur karena mendokumentasikan krisis pengungsi Rohingya, sebuah seri yang digambarkan oleh komite juri sebagai "foto-foto mengejutkan yang memaparkan dunia pada kekerasan yang dihadapi pengungsi Rohingya saat melarikan diri dari Myanmar".

Ia merupakan fotografer Reuters sejak 2010. Pekerjaan Siddiqui mencakup perang di Afghanistan dan Irak, krisis pengungsi Rohingya, protes Hong Kong dan gempa Nepal. Dalam beberapa bulan terakhir, foto-fotonya yang berapi-api menangkap pandemi virus corona di India telah diterbitkan di seluruh dunia.

Reuters mengungkapkan sebanyak 33 jurnalis telah tewas di Afghanistan selama 2018-2021, mengutip laporan PBB tahun ini.

Sebanyak 10 wartawan tewas pada 30 April 2018, termasuk sembilan wartawan dan fotografer yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di Kabul, dan seorang wartawan yang bekerja untuk layanan bahasa Afghanistan BBC yang ditembak di kota timur Khost.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular