Setahun Pandemi, Sejuta Lebih Rakyat Indonesia Jatuh Miskin!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kata orang, virus corona tidak pandang bulu. Pangeran Charles di Istana Buckingham sampai penghuni bantaran Sungai Ciliwung bisa tertular virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Namun soal dampaknya, tentu pengalaman Pangeran Charles jauh berbeda dengan penduduk di daerah kumuh.
Buat Prince of Wales, mengidap penyakit yang diakibatkan oleh virus SARS CoV-2 (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) itu terbatas di masalah kesehatan. Ayahanda Pangeran William dan Pangeran Harry itu bisa mendapatkan perawatan terbaik seantero Inggris dan akhirnya pulih. Pangeran Charles pun tidak perlu pusing soal biaya.
Namun ceritanya menjadi berbeda dengan kaum kumuh. Terinfeksi virus corona tidak hanya masalah kesehatan, tetapi juga ekonomi. Mungkin mereka yang tidak berpunya bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis yang diberikan pemerintah. Namun jika yang sakit adalah sang pencari nafkah, apalagi harus dirawat di fasilitas kesehatan selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, keluarganya mau makan apa?
Padahal tidak sedikit orang yang hidupnya mengandalkan penghasilan harian. Apa yang dimakan hari ini adalah hasil yan didapat kemarin, dan apa yang dimakan besok adalah hasil kerja hari ini.
Bahkan kalau mereka tidak sakit, pandemi masih bisa 'memukul'. Sebab pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, memberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas dan mobilitas demi mempersempit ruang gerak penyebaran virus corona. Tanpa aktivitas dan mobilitas masyarakat yang berarti, penghasilan mereka yang mengandalkan cashflow harian bakal hancur lebur.
Oleh karena itu, agak salah kalau menganggap virus corona tidak pandang bulu. Buat orang miskin, pandemi virus corona adalah kiamat kecil. Mereka tidak hanya rentan terpapar virus corona (karena mata pencarian yang mengharuskan mobilitas), tetapi juga rawan mengalami masalah keuangan.
Halaman Selanjutnya --> Virus Corona Tak Hanya Meyakitkan, Tapi Juga Memiskinkan!
(aji/aji)