
Ekspor-Impor Juni Mengangkasa, Juli Penuh Tanda Tanya...

IHS Markit melaporkan, keyakinan dunia usaha di India pada Juni 2021 menurun tajam dibandingkan posisii Februari 2021. Pada Juni 2021, indeks keyakinan bisnis adalah 0, sementara Februari 2021 berada di 29, rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.
Kekhawatiran akibat risiko gelombang baru serangan Covid-19, mutasi virus, karantina wilayah (lockdown), dan gangguan rantai pasok membatasi keyakinan pelaku usaha di India pada Juni. Perusahaan netral saja mengenai prospek bisnis setahun ke depan.
"Keyakinan dunia usaha di India terpukul pada Juni karena meningkatnya kekhawatiran mengenai perkembangan pandemi dan kemunculan virus corona varian baru. Perusahaan juga melihat ada gangguan rantai pasok sehingga mengancam prospek ke depan," sebut Pollyana De Lima, Economics Associate Director di IHS Markit, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis.
Indikasi lain nampak di data aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI). Pada Juni 2021, PMI manufaktur Indonesia berada di 53,5, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 55,3.
"Pertumbuhan sektor manufaktur melambat pada Juni, sebagaimana ditunjukkan oleh survei IHS Markit PMI terbaru, dan mencerminkan pengaruh gelombang kedua Covid-19 terhadap sektor manufaktur Indonesia. Dari segi inflasi, tekanan harga terus terjadi di tengah gangguan gelombang kedua virus Covid-19. Inflasi harga input mengalami akselerasi dengan laju jauh lebih cepat dibanding biaya output, dan hal ini berarti bahwa akibatnya perusahaan dapat berada di bawah tekanan, dan merupakan area penting yang patut diperhatikan," papar Jingyi Pan, Economics Associate Director di IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Pandemi virus corona masih menjadi risiko besar bagi perekonomian Ibu Pertiwi. Sepanjang pandemi belum pergi, maka mustahil 'roda' ekonomi bisa berputar normal seperti dulu lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
