Fakta-Fakta Terjadinya Tsunami Kebangkrutan Para Pengusaha

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Rabu, 14/07/2021 07:50 WIB
Foto: Ilustrasi rumah di kawasan Pondok Indah, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak pengusaha yang harus menjual aset-aset mereka untuk bertahan di tengah pandemi. Di sektor transportasi banyak armada dijual oleh pemiliknya, di sektor hotel banyak pengusaha menjual hotel-hotelnya. Selain itu kini banyak juga aset perkantoran mulai dijual khususnya di DKI Jakarta.

Ada juga pengusaha yang menjual aset berharga seperti rumah termasuk mereka yang tinggal di kawasan elite DKI Jakarta. Akibat pandemi berkepanjangan banyak kalangan atas juga butuh uang (BU).

"Latar belakang kalangan atas mulai mau melepas properti di kawasan elite misalnya karena usahanya nggak maju, jadi mau bayar kewajiban utang di bank yang lainnya. Kemudian ada juga yang sudah memasuki usia pensiun," kata Ketua DPC AREBI Jakarta Utara Jopie Hori kepada CNBC Indonesia.


Pengusaha Bus Jual Bus Jadi Barang Kiloan

Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia, Kurnia Lesani, banyak pengusaha bus, yang menjual aset untuk bertahan terutama operator bus pariwisata.

"Benar, terutama operator bus yang tidak dalam trayek atau bus pariwisata," katanya, kepada CNBC Indonesia.

Permasalahan pengusaha bus saat ini adalah pembayaran kewajiban yang harus dibayarkan kepada bank atau perusahaan leasing. Hal ini karena sedikitnya pendapatan yang diperoleh angkutan bus setiap bulan.

Pemilik dari PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali, juga membenarkan banyak pengusaha bus yang menjual aset untuk bertahan di masa pandemi. Terlihat dari banyaknya penawaran aset bus di media sosial hingga toko belanja online. Bahkan perusahaannya juga sudah melakukan hal serupa dari tahun 2020 lalu.

"Itu ada 50 unit yang sudah kita jual. Dan itu kita jual dengan harga rongsok atau tidak ada nilai fungsi, besi kiloan itu," jelasnya.

Perusahaan Travel Nasibnya Sama

Pengusaha angkutan pariwisata di Bali terus menjual aset supaya dapur di rumah tetap ngebul. Pemasukan dari sektor pariwisata sudah nihil akibat minim kunjungan wisatawan dalam negeri juga luar negeri. Ditambah lagi ada pengetatan PPKM Darurat semakin menekan pengusaha penyewaan angkutan pariwisata di sana.

Anggota Bidang Umum dan Media, Perusahaan Angkutan Pariwisata Bali (PAWIBA) Wayan Thomas B. mengatakan dari tahun lalu sampai sekarang sudah banyak pengusaha yang angkutan pariwisata yang menjual aset. Hilangnya aset baik karena ditarik oleh leasing maupun adanya keterpaksaan supaya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Benar kondisinya sudah banyak yang jual aset. Aset yang dijual bermacam-macam mulai dari angkutan operasi bus, mobil travel, hingga pada aset rumah sudah banyak. Sudah banyak rumah-rumah terancam ini kami sudah ada seperti tisu dari tahun lalu," kata Thomas kepada CNBC Indonesia.

Pengusaha Jual Rumah, Gudang, Sampai Pabrik

Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) menilai kalangan menengah ke atas dinilai saat ini mulai memikirkan untuk menjual asetnya di tengah pandemi Covid-19.

Selain rumah mewah di kawasan elite yang ramai diperbincangkan, banyak dari pemilik aset yang memasukkan jenis properti lain ke pasaran untuk dijual oleh para orang kaya yang kena dampak pandemi.

"Selain hunian atau rumah tapak, jenis properti yang banyak dijual di saat pandemi seperti saat ini adalah apartemen, gudang, hingga eks pabrik," kata Ketua DPC AREBI Jakarta Timur Lia Kristianti.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menteri Ara : Sektor Perumahan Tak Butuh Utang Luar Negeri