Miris, Menkes Ungkap Fenomena Orang Menengah Atas Nyetok Obat

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
13 July 2021 17:57
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) berbincang dengan tenaga kesehatan di Trans Studio Mall Cibubur, Jawa Barat, Senin (28/6/2021). CT Corp bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan melibatkan RS Pusat Otak Nasional akan mengadakan program vaksinasi yang terbuka untuk semua KTP Indonesia di 10 lokasi jaringan usaha CT Corp di Jabodetabek. Program ini adalah bentuk CT Corp peduli keselamatan dan kesehatan masyarakat Indonesia.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan ada fenomena orang berada dari sisi ekonomi yang menyetok oksigen dan obat di tengah lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu belakangan. Hal itu diungkapkan BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI secara virtual, Selasa (13/7/2021).

"Obat-obatan ini bapak ibu ini sama sama seperti oksigen. Jadi oksigen itu banyak orang-orang berada yang menengah ke atas itu beli untuk distok sebagai cadangan. Saya nggak bisa melarang, saya cuma bisa mengimbau adalah kalau itu dipakai sesuai purpose-nya mungkin bisa menyelamatkan yang wafat, mungkin bisa menyelematkan yang butuh di RS, yang memang tinggal saatnya aja," katanya.

"Nah ini sama juga seperti obat. Saya juga melihat, saya gak bisa menyalahkan kalau misalnya ada satu perusahaan dia borong obatnya, dia beli 20 ribu azhithromycin kenapa? ini untuk cadangan nanti kalau ada yang wafat. Kalau ini memang berlebih untuk cadangan nggak apa-apa," lanjutnya.

Menyikapi hal itu, BGS mengimbau agar praktik semacam itu dihentikan. Jangan sampai obat digunakan sebagai cadangan, melainkan harus benar-benar dikonsumsi mereka yang terkonfirmasi Covid-19.



"Karena kita bukannya tidak tak terbatas sekarang. Yang ada di kita itu terbatas. Jadi saya nggak bisa menyalahkan sekali lagi kalau orang-orang, terutama yang berada ingin aman, dia ambil itu oksigen dan obatnya," ujar BGS.

"Tapi mungkin kalau saya boleh mengimbau sebagai menteri kesehatan biarkan obat-obatan dan oksigen ini berjalan sesuai jalurnya. Jalur distribusi obat, diatur oleh BPOM, ini melalui apotek dan RS, kenapa? karena dia diberikan untuk orang yang sakit, dia diberikan untuk orang yang sakit," lanjutnya.

Apabila mekanisme itu berjalan, menurut BGS, siapapun yang sakit bisa mendapatkan obat yang dibutuhkan dalam terapi.

"Karena saya takut nanti banyak obat-obat yang nyangkut sebagai stok di rumah tangga dan perkantoran yang sebenarnya bisa dipakai untuk teman-teman yang lain," kata BGS.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Hingga BGS Ungkap Biang Kerok Krisis Tabung Oksigen RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular