PPKM Darurat Diperpanjang Sampai 6 Minggu? Sangat Mungkin!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 July 2021 09:44
Aparat berjaga pos penyekatan PPKM Darurat di Kalimalang, Jakarta, Senin (5/7/2021). (AP/Achmad Ibrahim)
Foto: Aparat berjaga pos penyekatan PPKM Darurat di Kalimalang, Jakarta, Senin (5/7/2021). (AP/Achmad Ibrahim)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyiapkan skenario kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berlangsung selama 4-6 pekan, tidak selesai 20 Juli 2021. Kemungkinan ke arah sana cukup terbuka, karena kasus positif corona yang semakin menggila.

Semakin banyak rakyat Indonesia yang mengidap penyakit akibat serangan virus SARS CoV-2 atau Coronavirus Disease-2019/Covid-19. Per 12 Juli 2021, pasien positif corona di Indonesia berjumlah 2.567.630 orang. Bertambah 40.427 orang, penambahan kasus harian tertinggi sejak virus corona mewabah di Ibu Pertiwi.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 30.831 orang setiap harinya. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 15.461 orang per hari.

Jumlah pasien yang meninggal dunia juga terus bertambah. Per 12 Juli 2021, total pasien meninggal berjumlah 67.335 orang. Bertambah 891 orang dari hari sebelumnya.

Selama 14 hari terakhir, rata-rata pasien yang tutup usia bertambah 700 orang dalam sehari. Naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 318 orang saban harinya.

Ingat, kita sedang bicara nyawa. Satu nyawa saja sudah terlalu banyak. Nyawa tidak bisa hanya diukur dengan angka statistik.

Halaman Selanjutnya --> Pemerintah Siapkan Skenario Perpanjangan PPKM Darurat

PPKM Darurat menargetkan mobilitas masyarakat bisa turun serendah-rendahnya, minimal 50% dari kondisi normal. Sejauh ini, target tersebut belum tercapai.

Mengutip data Apple Mobility Index, indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi per 11 Juli 2021 adalah 77,45. Artinya, mobilitas masih 77,45% dari kondisi normal di mana 13 Januari 2020 yang menjadi patokan.

Selain itu, PPKM Darurat juga menargetkan angka kasus harian diturunkan ke kisaran 10.000 per hari. Sekarang, target tersebut masih jauh panggang dari api.

Oleh karena itu, pemerintah punya skenario untuk memperpanjang PPKM Darurat hingga 4-6 minggu. Hal ini terungkap dalam presentasi rapat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR.

"PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan," tulis bahan paparan Sri Mulyani.

PPKM Darurat bertujuan mulia, yaitu menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia sebanyak-banyaknya. Namun harga yang harus dibayar sangatlah mahal, ekonomi bakal 'mati suri'.

Pemerintah memperkirakan ekonomi pada kuartal III dan IV tahun ini masih bisa tumbuh masng-masing 4,5,4% dan 4,6-5,9%. Ini membuat Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang 2021 tumbuh 3,7-4,5%.

Namun ini lebih karena basis yang rendah. Tahun lalu, ekonomi Indonesia menyentuh titik nadir di mana PDB kuartal III dan IV tumbuh masing-masing -3,49 dan -2,19%. Sepanjang 2020, ekonomi Indonesia tumbuh -2,07%.

Sinyal perlambatan ekonomi sudah terasa. Pada Juni 2021, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat 53,5, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 55,3.

"Pertumbuhan sektor manufaktur melambat pada Juni, sebagaimana ditunjukkan oleh survei IHS Markit PMI terbaru, dan mencerminkan pengaruh gelombang kedua Covid-19 terhadap sektor manufaktur Indonesia," sebut Jingyi Pan, Direktur Ekonomi IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Kemudian, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juni 2021 adalah 107,4, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 104,4 sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Maret 2020. Namun BI memberi wanti-wanti karena pada Juli 2021 ada risiko IKK bakal mengalami koreksi.

"Kondisi ini perlu terus dijaga dan dicermati sejalan PPKM Darurat guna mengatasi kenaikan Covid-19 di Indonesia," sebut laporan BI.

Saat dunia usaha mengurangi ekspansi dan permintaan rumah tangga menurun, maka hasilnya adalah penciptaan lapangan kerja akan berkurang. Ini karena dunia usaha harus bertahan hidup di tengah tekanan yang sedemikian berat, sehingga terpaksa melakukan efisiensi. Menjual aset hingga mengurangi karyawan adalah beberapa caranya.

Per Februari 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan masih ada 19,1 juta penduduk usia kerja yang terdampak pandemi virus corona pada Februari 2021 dengan rincian sebagai berikut:

• 1,62 orang menjadi pengangguran.
• 0,65 juta menjadi bukan angkatan kerja.
• 1,11 juta orang sementara tidak bekerja.
• 15,72 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja.

Gangguan di pasar tenaga kerja pada akhirnya akan berdampak kepada angka kemiskinan. Per September 2020, BPS mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang, bertambah 2,76 juta orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah yang tertinggi sejak Maret 2017.

Oleh karena itu, pandemi harus segera diakhiri. Kalau semakin lama, maka semakin banyak rakyat yang jatuh sakit dan jatuh miskin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular