
90% Proyek PLTU Batu Bara Dunia Didanai Perusahaan Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Entitas pembiayaan publik Asia menyediakan lebih dari 90% pendanaan untuk semua proyek pembangkit listrik tenaga batu bara di seluruh dunia, tidak termasuk China, pada periode 2013-2018.
Hal tersebut berdasarkan sebuah laporan penelitian baru yang dirilis Pusat Kebijakan Pengembangan Global Universitas Boston, dikutip dari Reuters, Kamis (08/07/2021).
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa pemodal asal China saja menyediakan pendanaan setengahnya.
Hasil penelitian ini juga memperkirakan bahwa selain US$ 15,6 miliar yang didanai entitas China untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara selama periode tersebut, Jepang mendanai sekitar US$ 9,4 miliar atau 30% dari total pendanaan publik global, dan Korea Selatan sekitar US$ 3,4 miliar atau 11%.
Program Belt and Road Initiative (BRI) andalan China, merupakan dorongan internasional utama untuk mengembangkan infrastruktur di seluruh Asia dan ke Eropa tengah, telah dikritik karena menggunakan dana pemerintah untuk mendukung pembangkit listrik tenaga batu bara internasional yang tidak ramah lingkungan sejak diluncurkan pada 2013.
Pada bulan Juni, para pemimpin dari G7 setuju untuk meningkatkan pendanaan ramah iklim dan mengisyaratkan keinginan untuk membangun saingan bagi BRI China, meskipun rinciannya sedikit dan jarang.
Namun, sementara pendanaan batu bara internasional non-China saat ini berkurang, laporan penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendanaan swasta non-China juga memainkan peran besar dalam mendanai proyek pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Diperkirakan bahwa dengan menggabungkan semua entitas pembiayaan global, termasuk bank dan perusahaan komersial milik negara dan swasta, modal China hanya menyediakan 17% dari pembiayaan untuk penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara di seluruh dunia, tidak termasuk China, selama periode dari 2013 hingga pertengahan tahun 2019.
"Daripada menunjuk jari, G7 harus bekerja di dalam G20, yang mencakup China, dan forum lain untuk memerintah bersama dalam pembiayaan publik dan swasta untuk batu bara," kata laporan itu.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Bulan Beruntun Produksi Batu Bara China Anjlok, Tanda Apa?
