Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ritel di Indonesia masih tumbuh, tetapi dalam tren melambat. Sepertinya penjualan ritel dan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) punya hubungan yang erat.
Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Mei 2021 berada di 227,5. Naik 3,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) dan 14,7% dari Mei 2020 (year-on-year/yoy).
Meski cukup impresif, tetapi angka ini melambat ketimbang pertumbuhan April 2021. Kala itu, penjualan ritel tumbuh 17,3% mtm dan 15,6% yoy.
"Responden menyampaikan perlambatan kinerja penjualan eceran terutama disebabkan oleh permintaan yang tidak setinggi pada Ramadan, serta pembatasan mobilitas saat Idulfitri sejalan dengan pengendalian Covid-19. Perlambatan terutama terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Subkelompok Sandang," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Jumat (9/7/2021).
Untuk Juni 2021, IPR diperkirakan berada di 203,3. Turun 11,1% mtm, tetapi masih tumbuh 4,5% yoy. Terlihat pertumbuhan penjualan ritel terus melambat seiring percepatan kasus Covid-19.
"Pada Juni 2021, mayoritas kelompok tercatat mengalami perlambatan, terutama Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, dan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, sementara penjualan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi mengalami kontraksi. Responden menyatakan penurunan tersebut sejalan dengan kembali normalnya konsumsi masyarakat pasca-HBKN Idulfitri khususnya pada Subkelompok Sandang dan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau," lanjut keterangan BI.
 Sumber: Refinitiv |
Halaman Selanjutnya --> Ada PPKM Darurat, Penjualan Ritel Bakal Makin Sekarat
Ya, Indonesia memang sedang mengalami gelombang kedua pandemi virus corona. Dalam 30 hari terakhir, pasien positif corona bertambah 548.463 orang. Melonjak dibandingkan tambahan 30 hari sebelumnya yaitu 155.641 orang.
Kemarin, pasien positif bertambah 38.391 orang dalam sehari. Ini adalah rekor penambahan kasus harian sejak pasien pertama virus corona diumumkan pada 1 Maret 2020.
Lonjakan kasus dalam sebulan terakhir membuat masyarakat semakin waspada. Aktivitas di luar rumah berkurang drastis, termasuk kunjungan ke lokasi perbelanjaan ritel.
Per 4 Juli 2021, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan ritel dan tempat rekreasi mencapai 22% di bawah normal. Ini adalah yang terendah sejak 18 April 2021.
Kemarin, BI merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang pada Juni 2021 masih membukukan kenaikan dan bertahan di atas 100 yang merupakan ambang batas optimistis. Namun untuk Juli, BI memberikan wanti-wanti karena bisa jadi IKK bakal turun.
"Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia pada awal Juni 2021 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi masih terus menguat. IKK Juni 2021 meningkat ke 107,4, dibandingkan 104,4 pada Mei 2021. Kondisi ini perlu terus dijaga dan dicermati sejalan diterapkannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat guna mengatasi kenaikan Covid-19 di Indonesia," sebut keterangan tertulis BI.
Dengan PPKM Darurat yang berlaku 3-20 Juli 2021, niscaya penjualan ritel bakal semakin lesu. Sebab PPKM Darurat mensyarakatkan sektor usaha non-esensial dan non-kritikal untuk tutup sementara. Ini termasuk pusat perbelanjaan.
Bahkan usaha ritel yang menyediakan kebutuhan sehari-hari pun tidak luput dari pembatasan. Pengunjung maksimal hanya boleh 50% dan harus tutup pukul 20:00.
Pandemi virus corona masih menjadi risiko yang sangat nyata bagi perekonomian Tanah Air. Jika pandemi tidak segera diakhiri, maka ekonomi mustahil untuk digerakkan. Virus corona tidak hanya membuat rakyat jatuh sakit, tetapi sangat mungkin menjadi jatuh miskin.
TIM RISET CNBC INDONESIA