Rumah Elite Menteng-Kemang Diobral, yang Beli Para Spekulan!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
08 July 2021 12:45
Rumah Elite (Detikcom)
Foto: Rumah Elite (Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini banyak pemilik rumah mewah di kawasan elite Jakarta yang melepas aset properti ke pasaran. Akibat tingginya suplai, harga pun kian anjlok. Namun, untuk mendapatkan pembeli saat ini juga sangat sulit karena banyak orang juga butuh uang tunai, kecuali para spekulan.

Fenomena ini diduga terjadi akibat banyaknya orang kaya yang menjadi spekulan dengan menyimpan asetnya di properti. Di sisi lain, akibat ulah itu harga rumah sempat tinggi sehingga banyak kelas menengah bawah susah punya rumah termasuk generasi milenial.

"Orang kaya seperti itu yang punya rumah mewah nggak cuma punya rumah satu, punya selusin dengan tanah. Jadi numpuk-numpuk untuk spekulasi seperti itu nggak ada gunanya dalam situasi sekarang. Apalagi mereka memerlukan untuk keperluan pribadi atau usaha, itu udah pasti dijual," kata Ekonom Senior yang juga Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/7/21).

Saat ini, properti seperti rumah bukan lagi menjadi aset untuk spekulasi karena pamor mulai menurun. Jika terus menganggur dan stok rumah di pasar makin banyak di tengah pandemi masih belum jelas kapan selesai, maka harga makin turun.

"Sekarang penyelesaian Covid-19 nggak tahu sampai kapan. Ditunggu-tunggu malah tambah ambruk, paling yang beli spekulan. Itu kerjaan spekulan, nggak ada hubungan dengan ekonomi rakyat publik sekarang ini. Yang mau beli rumah mewah sekarang siapa dalam keadaan sekarang ini? Nggak mungkin orang normal, yang beli pasti spekulan, yang jual spekulan," kata Ekonom senior INDEF itu.

Akibat ramai-ramai pasar properti dibanjiri rumah untuk dijual, harganya pun turun. Broker Hunian Idaman Jakarta, Usmar Usman mencontohkan bahwa rumah di kawasan Kemang dan Prapanca Jakarta Selatan juga mengalami penurunan tajam, misalnya dari harga Rp 20-30 miliar, mengalami penurunan tajam.

"Kisaran rata-rata 10%-20%. Mungkin bisa turun Rp 5 miliar masih make sense," sebutnya.

Ia menegaskan bahwa penurunan harga tergantung pada pemilik yang menjual. Jika pemilik rumah tidak begitu membutuhkan uang cash, maka penjualan bakal lebih santai dan menunggu penawaran pas datang. Kondisi berbeda jika pemilik sedang butuh uang, maka harga bisa 'dibanting'.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hati-Hati! Ini Cara Spekulan Lambungkan Harga Obat di Pasaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular