
Bos Badan Pangan Ungkap Beli Beras Dibatasi 10 Kg Bukan Efek Spekulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat yang membeli beras di ritel modern harus dibatasi dengan maksimal pembelian sebanyak 10 kg, atau 2 pack x 5 Kg karena terbatasnya stok ke ritel modern. Namun, pembatasan itu adalah untuk pembelian beras pemerintah yang digelontorkan Perum Bulog lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi membantah hal ini terjadi karena ada permainan spekulan.
"Enggak-enggak, ini sekarang kita kan kalau di sini (pasar beras Cipinang) kan banyaknya 50 kg. Kalau di retail kan 5 kg. Sekarang yang kita percepat adalah cetak 5 kg kirim ke modern market. Itu aja kan, sederhana," katanya di Pasar Induk Beras Cipinang, Senin (12/2/2024).
Pemerintah pun menugaskan Bulog dan Food Station untuk mengemas langsung beras dengan kemasan 50 Kg menjadi 5 Kg. Ada dua penugasan yakni Food Station mengepak beras komersial sedangkan beras SPHP menjadi tanggungjawab Bulog.
Adapun aturan mengenai pembatasan bukan peraturan resmi dari pemerintah, melainkan kebijakan dari masing-masing ritel. Arief pun mengimbau masyarakat untuk membeli beras sewajarnya untuk kebutuhan pribadi.
"Apapun yang kalau di-rush ya itu nanti nggak bener ya. Biasa misalnya nyetok di rumah 5 kg atau 10 kg, di-double-in jadi 20 kg kebayang nggak Kalau 2 kali lipat? Buat apa juga di rumah terlalu banyak? orang barangnya ada terus kok ya," ujar Arief.
Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Suryo pun mengungkapkan, stok beras yang masuk ke ritel modern tengah dibatasi.
"Betul, jadi beberapa peritel nyatanya kosong memang tidak tersuplai dengan lancar, itu SPHP. Dan yang komersial itu harganya naik. Di ritel harga naik itu tidak mungkin jual rugi. Jual murah boleh tapi jual rugi jangan. Jadi kita harap pemerintah ada sebagai wasit di tengah untuk mengatur produsen dan tidak terlalu tinggi harganya, supaya kita tidak jual rugi. Jadi beberapa ritel kemarin tidak bisa buka PO beras komersial karena harganya di ujung tinggi semua. itu yang membuat bisa kita jual rugi," ujar Roy.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras Hari Ini Pecah Rekor Lagi, Tembus Rp 12.800/ Kg