Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin ganas. Di Indonesia, semakin banyak rakyat yang jatuh sakit bahkan meninggal dunia gara-gara serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini.
Per 7 Juli 2021, jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 2.379.397 orang. Bertambah 34.379 orang dari hari sebelumnya. Ini adalah rekor kenaikan pasien harian sejak pandemi virus corona meneror Tanah Air.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 24.713 orang per hari. Melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 11.169 orang per hari.
Tambahan 34.379 orang pasien baru kemarin membuat Indonesia berada di peringkat ketiga kasus harian dunia. Hanya lebih baik dari Brasil (54.022 orang) dan India (45.674 orang).
Tidak hanya yang sakit, mereka yang tutup usia juga semakin banyak. Per 7 Juli 2021, total pasien yang meninggal dunia akibat virus corona adalah 62.908 orang. Bertambah 1.040 orang dari hari sebelumnya, juga menjadi rekor kematian harian.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien meninggal adalah 522 orang per hari. Juga naik lebih dari dua kal lipat ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yakni 245 orang per hari.
Dalam hal kematian, Indonesia dengan 1.040 orang pasien meninggal dalam sehari adalah yang terbanyak kedua di dunia. Hanya lebih sedikit dari Brasil (1.595 orang).
Di sini kita bicara nyawa, jangan hanya diukur dengan angka. Satu nyawa sangat berharga, kehilangan satu nyawa sudah terlalu banyak.
Halaman Selanjutnya --> Pandemi Memiskinkan Rakyat!
Agar virus corona tidak semakin menyebar, pemerintahan di berbagai negara memberlakukan pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat. Langkah ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa, meski harus dibayar mahal.
Saat aktivitas dan mobilitas masyarakat sangat terbatas, maka 'roda' ekonomi tidak bisa berputar kencang. Akibatnya, pandemi juga memukul aspek sosial-ekonomi rakyat.
Dampak ekonomi dari pandemi terpampang nyata dari rilis terbaru Bank Dunia. Kemarin, lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat) itu merilis daftar terbaru soal klasifikasi negara berdasarkan kelompok pendapatan. Sayangnya, Indonesia turun kelas.
Dalam klasifikasi terbaru edisi Juli 2021, pendapatan nasional bruto (Gross National Income/GNI) per kapita Indonesia ada di US$ 3.870. Turun dibandingkan posisi Juli 2020 yaitu US$ 4.050.
Penurunan GNI per kapita sekaligus membuat Indonesia kini berstatus negara berpendapatan menengah-bawah. Turun kelas dari sebelumnya negara berpendapatan menengah-atas.
Indonesia tidak sendiri karena ada enam negara lain yang juga mengalami 'degradasi'. Berikut daftarnya:
 Sumber: Bank Dunia |
Penyebab utama penurunan kelas yang dialami Indonesia adalah pandemi virus corona. Pagebluk ini terbukti memiskinkan rakyat Ibu Pertiwi.
"Indonesia, Mauritus, Rumania, dan Samoa kini berada di peringkat mereka pada 2019. Negara-negara ini terdampak pandemi Covid-19 sehingga mengalami penurunan GNI per kapita," sebut keterangan tertulis Bank Dunia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ada 19,1 juta penduduk usia kerja yang terdampak pandemi virus corona pada Februari 2021 dengan rincian sebagai berikut:
• 1,62 orang menjadi pengangguran.
• 0,65 juta menjadi bukan angkatan kerja.
• 1,11 juta orang sementara tidak bekerja.
• 15,72 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja.
Gangguan di pasar tenaga kerja pada akhirnya akan berdampak kepada angka kemiskinan. Per September 2020, BPS mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang, bertambah 2,76 juta orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah yang tertinggi sejak Maret 2017.
Oleh karena itu, pandemi harus segera diakhiri. Kalau semakin lama, maka semakin banyak rakyat yang jatuh sakit dan jatuh miskin.
TIM RISET CNBC INDONESIA