
Setelah Buka Masker, Covid-19 Kembali Melonjak di Australia

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai lonjakan kasus Covid-19 sepertinya tak pandang bulu, dalam menyerang sejumlah negara di dunia. Bukan hanya RI yang akhir-akhir ini harus berjibaku dalam melawan lonjakan kasus harian Covid-19, ternyata negeri kangguru pun mengalami nasib yang sama.
Hal tersebut mencuat ke permukaan, setelah Negara bagian New South Wales Australia, mencatat kenaikan harian terbesar dalam kasus infeksi Covid-19 di tahun ini. Padahal, baru saja di tanggal 3 Juli kemarin, Australia resmi membebaskan lockdown cepat, yang diterapkan pada waktu sebelumnya.
Alhasil, Sydney sebagai ibu kota negara bagian New South Wales, terkena dampak paling parah dalam serangkaian wabah varian Delta, yang penularannya jauh lebih cepat dibandingkan virus corona biasa.
Menurut data yang dipublikasi oleh Perdana Menteri Negara Bagian, Gladys Berejiklian, melaporkan bahwa sebanyak 35 kasus baru yang ditemukan, 29 diantaranya masih terkait dengan kasus sebelumnya.
"Itu melampaui 31 kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya, menjadikan total infeksi di bawah wabah saat ini menjadi lebih dari 250."
"Sementara jumlah kasus meningkat, kami melihat proporsi yang lebih besar dari mereka yang terisolasi yang ingin kami lihat." Gladys Berejiklian, Perdana Menteri Negara Bagian Australia.
Namun, dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 ini, Gladys juga belum memberi kebijakan apapun, terkait keputusan apakah akan memperpanjang lockdown ataupun tidak.
Sebelumnya, Australia dan Selandia Baru sudah melonggarkan kewajiban pakai masker. Warga Australia tidak diwajibkan menggunakan masker saat melakukan aktivitasnya. Meski demikian, saat melakukan perjalanan dengan transportasi umum dan saat berada di rumah sakit, publik diminta untuk tetap memakai masker.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Pandemi Covid-19 RI Dalam Bidikan Lensa