Corona Meledak, Putin Tak Mau Lockdown Rusia

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
02 July 2021 21:00
Russian President Vladimir Putin attends a cabinet meeting at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Tuesday, Aug. 11, 2020. Putin says that a coronavirus vaccine developed in the country has been registered for use and one of his daughters has already been inoculated. Speaking at a government meeting Tuesday, Aug. 11, 2020, Putin said that the vaccine has proven efficient during tests, offering a lasting immunity from the coronavirus. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin AP/Alexei Nikolsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia pada Jumat (2/7/2021) mengatakan tidak akan mengambil langkah-langkah penguncian nasional meskipun jumlah infeksi dan kematian akibat virus corona telah memecahkan rekor untuk hari keempat berturut-turut.

Mengutip AFP, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut bahwa langkah-langkah penguncian untuk saat ini belum memungkinkan untuk dilakukan.

"Tidak ada yang menginginkan penguncian, dan ya, itu tidak untuk diperdebatkan," kata juru bicara Putin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Ia memaparkan bahwa pemerintah menyarankan agar warga berkenan untuk menerima vaksin Covid-19. Ini menyambung pernyataan Presiden Vladimir Putin yang sebelumnya menyebut bahwa angka vaksinasi di Rusia masih rendah karena warga yang "tidak mendengar saran ahli".

"Itulah sebabnya kita semua harus divaksinasi sesegera mungkin."

Penghitungan pemerintah pada Jumat menunjukkan 679 kematian terkait infeksi Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Selain itu, angka infeksi harian juga naik hingga 23 ribu kasus. Dengan tambahan ini, secara kumulatif kasus Covid-19 di negara itu mencapai 5,5 juta dan 136 ribu kematian.

Dalam penambahan ini, ibukota Rusia, Moskow, diketahui menjadi salah satu epicentrum penyebaran virus corona. Walikota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan bahwa varian Delta sekarang menyumbang 90% dari kasus baru di kota tersebut.

Untuk mencegah infeksi lanjutan, Sobyanin memerintahkan agar memperketat mobilitas dengan melarang warga yang non pekerja garis depan untuk tetap tinggal di rumah serta membatasi operasional restoran.

Sementara itu kota terbesar kedua Rusia, St Petersburg, pada hari ini mencatat 101 kematian. St Petersburg sendiri sedang menjadi atensi dunia internasional setelah penonton pertandingan sepakbola Euro 2020 yang diadakan di kota itu dilaporkan tertular Covid-19. Kota di Laut Baltic itu sendiri diketahui mendapatkan 7 jatah penyelenggaraan laga.

Meski begitu, penyelenggara mengatakan laga perempat final Euro 2020 antara Spanyol melawan Swiss Jumat malam akan tetap berjalan di depan ribuan penonton.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Presiden AS Sebut Presiden Rusia Vladimir Putin 'Pembunuh'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular