Ada Rem PPKM Darurat, Proyek Hulu Migas Bisa Makin Molor

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
02 July 2021 12:45
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali mengambil keputusan pengetatan melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akibat lonjakan kasus positif Covid-19.

PPKM Darurat akan diberlakukan mulai besok, Sabtu, 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021 untuk wilayah Jawa dan Bali.

Lalu, bagaimana dampak PPKM Darurat ini pada proyek hulu minyak dan gas bumi (migas)?

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pun angkat bicara. Menurutnya, akibat pengetatan, tentu akan berdampak pada terganggunya proyek hulu migas.

"Kemungkinan terganggu tentu saja ada," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (02/07/2021).

Julius mencontohkan, kendala mungkin terjadi jika ada kejadian luar biasa atau outbreak di lapangan, sehingga pekerjaan harus dihentikan terlebih dahulu. Penghentian operasi ini dilakukan hingga bisa dipastikan kondisi benar-benar steril agar virus tidak menyebar.

"Misalnya kalau terjadi outbreak di lapangan, kan pekerjaan ya harus kita hentikan dulu untuk kita pastikan benar-benar steril agar tidak menyebar ke mana-mana ya," jelasnya.

Lebih lanjut Julius mengatakan, protokol kesehatan ketat akan terus dilakukan dalam menggarap proyek-proyek migas.

"Tentu saja tetap kita akan terapkan prokes yang ketat. Semoga aman dan lancar selalu ya," lanjutnya.

Sebelumnya, Julius menyampaikan jadwal operasi proyek Train 3 Kilang gas alam cair (LNG) Tangguh, Papua Barat, yang dikelola BP Berau Ltd mundur ke 2022.

Mulanya, SKK Migas optimistis proyek ini akan beroperasi pada akhir tahun 2021 ini. Mundurnya jadwal operasi proyek ini dikarenakan terimbas pandemi Covid-19 sejak tahun lalu.

Dia menjelaskan, di lokasi proyek sempat dilakukan karantina wilayah (lockdown) dalam upaya mencegah penyebaran virus Covid-19.

"Proyek Tangguh Train 3 akan mundur onstream-nya ke tahun 2022 karena adanya outbreak Covid-19 di lapangan, sehingga sempat lockdown," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/06/2021).

SKK Migas sebelumnya menargetkan dua proyek strategis nasional (PSN) di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) akan mulai beroperasi pada tahun ini.
Dua proyek tersebut adalah proyek gas Jambaran Tiung Biru (JTB) Blok Cepu, Jawa Timur, yang dikelola PT Pertamina EP Cepu dan Train 3 kilang LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat yang dioperasikan BP Berau Ltd.

Selain dua proyek strategis tersebut, ada 12 proyek hulu migas lainnya yang ditargetkan akan beroperasi pada tahun ini. Adapun total nilai investasi dari proyek tersebut mencapai sebesar US$ 1,6 miliar dengan tambahan produksi 8.500 barel per hari (bph) minyak dan gas 484 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Berisiko Tinggi Alami Tumpahan Minyak dari Kegiatan Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular