Gak Cuma di RI, Shell Juga Akan Cabut dari Proyek Migas di AS

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 July 2021 20:04
FILE PHOTO: A passenger plane flies over a Shell logo at a petrol station in west London,  January 29, 2015. REUTERS/Toby Melville
Foto: REUTERS/Toby Melville

Jakarta, CNBC Indonesia - Royal Dutch Shell Plc (Shell) tidak hanya berencana cabut dari proyek minyak dan gas bumi (migas) RI, namun juga dari salah satu proyek migas di Amerika Serikat (AS).

Shell berupaya meninggalkan Aera, proyek patungan bersama Exxon Mobil Corp yang berbasis di California, AS.

Hal ini berdasarkan adanya kabar dari empat orang yang menjadi sumber informasi eksklusif Reuters, dikutip Kamis (01/07/2021).

Rencana hengkangnya Shell dari proyek migas ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mengurangi bisnis beremisi tinggi dan mulai berekspansi ke proyek energi baru terbarukan (EBT) dan kelistrikan.

Mengutip Reuters, Shell telah mendivestasikan banyak aset intensif karbon tahun ini, menjual kilangnya di negara bagian Washington ke Holly Frontier Corp dan sahamnya di perusahaan kilang patungan di wilayah Houston ke Petroleos Mexicanos.

Aera memproduksi sekitar 125.000 barel minyak per hari (bph) dan 32 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan menyumbang sekitar 25% dari produksi minyak dan gas negara bagian tersebut.

Dikabarkan jika Shell telah memberi tahu Exxon tentang rencananya untuk keluar dari usaha patungan tersebut. Mengenai hal ini, juru bicara Shell menolak memberikan komentar kepada Reuters.

California masih memproduksi sekitar 360.000 barel minyak per hari (bph), bahkan ketika negara bagian tersebut telah mengenalkan aturan tentang emisi gas rumah kaca.

Tahun lalu sudah ada perintah eksekutif mengharuskan pada tahun 2035 semua mobil baru dan truk penumpang yang dijual di California menjadi kendaraan tanpa emisi.

Di Indonesia sendiri, Royal Dutch Shell Plc (Shell) melalui Shell Upstream Overseas sejak beberapa tahun lalu juga berencana melepas hak partisipasi atau participating interest (PI) di proyek gas raksasa RI, Blok Masela, Maluku.

Namun, sebelum hengkang dari proyek ini, Shell pun harus dipastikan bisa mendapatkan investor penggantinya terlebih dahulu.

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan proses divestasi saat ini masih tengah berlangsung.

"Masih proses divestasi, ongoing," kata Julius kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/05/2021).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kepastian Harga & Pasar Pengaruhi Kelangsungan Blok Masela

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular