
Angka Kematian Tinggi, Proteksi Maksimal Harus Dilakukan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kembali mencetak rekor kasus kematian dengan penambahan 504 dalam satu hari, sehingga totalnya 58.995 orang. Rata-rata kematian yang terjadi pada puncak pandemi Covid-19 kedua di Indonesia sangat tinggi, bahkan hingga mencapai lebih dari 400%.
Terdapat lima provinsi yang berkontribusi tertinggi yaitu Jawa Barat naik 463%, diikuti DKI Jakarta naik 236%, Daerah Istimewa Yogyakarta naik 148%, Jawa Timur naik 145% dan Jawa Tengah naik 75%.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan kenaikan kematian yang tinggi ini seharusnya dapat segera diperbaiki dengan menghindari potensi kematian pada pasien Covid-19. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah berpatok pada kasus aktif saat ini, sehingga dapat menyelamatkan nyawa sebanyak-banyaknya dari kasus yang aktif saat ini.
"Angka kematian yang terus meningkat ini tentunya tidak dapat ditoleransi, karena 1 kematian saja terbilang nyawa," kata Wiku, dalam siaran resminya Kamis (1/7/2021).
Saat ini, provinsi yang menyumbangkan kasus aktif tertinggi adalah DKI Jakarta, dengan 57.295 kasus, disusul Jawa Barat 43.436 kasus, Jawa Tengah 33.805 kasus, DI Yogyakarta 8.917 kasus dan Jawa Timur 7.488 kasus. Dengan banyaknya kasus aktif saat ini, maka belum terlambat untuk menjaga agar kematian tidak semakin bertambah.
Dia mengatakan fokus utama menekan angka kematian adalah memastikan penanganan pasien Covid-19 sebaik mungkin, terutama dengan gejala sedang-berat. Sayangnya, 5 provinsi ini memiliki keterisian tempat tidur Isolasi dan ICU di atas 70%, bahkan DKI mencapai lebih dari 90%. Wiku mengatakan keadaan ini pun akan mempersulit penanganan pada pasien gejala berat.
Selain itu, fokus pencegahan kematian dapat dilakukan berdasarkan kelompok usia yang paling rentan. Di kelima provinsi, persentase kematian yang paling tinggi terjadi pada kelompok usia lansia.
Tingginya kematian pada kelompok lansia disebabkan imunitas yang semakin menurun seiring bertambahnya usia. Sekitar 5-19% lansia yang terkena Covid-19 meninggal dunia.
Wiku menambahkan meski kematian yang terjadi di kelompok anak tidak setinggi kelompok dewasa dan lansia, namun kelompok anak dapat menjadi rentan apabila luput dari pengawasan. Di lima provinsi ini kematian pada kelompok anak didominasi oleh balita, yaitu sekitar 30-50% dari total kematian anak.
"Untuk itu, dimohon kepada seluruh pemerintah provinsi untuk melihat lebih dalam pada kematian akibat covid-19, dengan memastikan data kematian menjadi salah satu yang harus dipantau secara berkala. Khusus pada 5 Provinsi ini, kenaikan kematian yang tinggi ini harus segera dimitigasi dengan tindakan-tindakan konkret," ungkap Wiku.
Dia juga meminta kepada pemerintah daerah untuk memastikan rumah sakit rujukan Covid-19 memadai, dan jika diperlukan segera melakukan konversi tempat tidur. Selain itu, pemerintah daerah juga harus meningkatkan tracing, utamanya pada pasien lansia dan dengan kondisi komorbid, agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin.
Hal yang perlu juga dilakukan adalah membatasi aktivitas lansia, anak-anak khususnya balita, maupun kelompok rentan lainnya di ruang publik. Dalam kondisi seperti ini, peran keluarga atau orang-orang terdekat menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko kematian pada kelompok rentan.
"Saya mengapresiasi tindakan Satgas Covid-19 Depok yang secara konkrit melarang ibu hamil, lansia dan balita untuk masuk ke dalam mall atau pusat perbelanjaan. Diharapkan daerah-daerah lain juga bisa mengikuti tindakan tegas ini" tutur Wiku.
Untuk itu, dimohon kepada seluruh masyarakat yang tinggal bersama lansia, agar lebih waspada dan terus laksanakan protokol kesehatan bahkan di dalam rumah. Jika baru pulang dari bepergian, pastikan untuk segera membersihkan diri sebelum berkontak dengan lansia, dan jika mengalami gejala Covid-19, atau kontak erat dengan orang positif, mohon untuk membatasi interaksi dengan lansia untuk sementara waktu sampai benar-benar aman.
Dia mengingatkan bahwa melindungi anak-anak, terutama balita juga menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh orangtua. Hal ini tidak lepas karena aktivitas anak-anak tentunya perlu pengawasan orang tua. Dengan kondisi yang krisis seperti ini, proteksinya harus diperketat lebih ketat seperti cara penggunaan, dan lapis masker.
"Ajarkan sedini mungkin pentingnya mencuci tangan, dan tidak menyentuh area yang kotor. Jangan membawa anak-anak ke luar rumah, terutama ke tempat-tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan karena tentunya kita ingin melindungi orang-orang tercinta kita dari ancaman virus Covid-19," katanya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid RI Masih 'Meledak', Kasus Kematian Tambah 442 Hari ini