Ini Penyebab Deflasi 0,16% Pada Juni 2021

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
01 July 2021 14:17
Kepala BPS Margo Yuwono (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
Foto: Kepala BPS Margo Yuwono (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pada Juni 2021 terjadi deflasi sebesar 0,16% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Deflasi tersebut terjadi karena adanya penurunan harga beberapa komoditas.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan deflasi yang terjadi pada Juni 2021 karena disebabkan adanya periode pasca Ramadan dan Idul Fitri.

"Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan beberapa indeks pengeluaran," jelas Margo dalam konferensi pers, Kamis (1/7/2021).

Margo juga menegaskan bahwa deflasi yang terjadi pada Juni 2021 ini bukan karena adanya penurunan daya beli. Namun karena adanya penurunan harga beberapa komoditas.

"Deflasi di Juni 2021 ini lebih karena periode pasca Ramadan dan Idul fitri. Kemarin karena ada Ramadan dan Idul fitri, bulan Mei tinggi. Penyebab deflasi turunnya harga cabai merah andil, daging ayam ras, cabai rawit, dan angkutan udara," kata Margo melanjutkan.

Lebih rinci, Margo menjelaskan ada 4 dari 11 kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Di antaranya adalah kelompok makanan minuman, dan tembakau yang terjadi deflasi sebesar 0,71% dengan andil 0,18%.

"Penyebab deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau karena terjadinya penurunan harga komoditas cabai merah dan harga daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah," jelas Margo.

Kemudian pada kelompok pakaian dan alas kaki, yang mengalami deflasi sebesar 0,12% dengan andil 0,01%. Kemudian transportasi mengalami deflasi sebesar 0,35% dengan andil 0,04%.

Penyebab deflasi pada kelompok transportasi, kata Margo karena terjadinya penurunan tarif angkutan udara dan terjadinya penurunan angkutan antar kota dan kereta api.

Kemudian kelompok terakhir yang mengalami deflasi yakni kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi tercatat 0,01% dan tidak memberikan andil inflasi pada Juni 2021.

Deflasi yang terjadi pada Juni 2021 ini merupakan deflasi pertama sejak Januari 2021. Adapun inflasi tahun kalender atau sepanjang Januari-Juni 2021 sebesar 0,7%. Kemudian inflasi secara tahunan atau Juni 2021 terhadap Juni 2020 sebesar 1,33%.

Deflasi pada bulan Juni yang sebesar 0,16% berdasarkan sektornya, juga disebabkan karena adanya komponen bergejolak dengan deflasi 1,23% dengan andilnya sebesar 0,21%.

Demikian juga untuk komponen harga diatur pemerintah, terjadi deflasi sebesar 0,21% dan komponen inti masih mengalami inflasi 0,14% dengan andil sebesar 0,09%.

"Untuk inflasi inti Juni 0,14%, lebih rendah dibandingkan Mei 2021 yang sebesar 0,24%. Tapi masih lebih tinggi dibandingkan Juni 2020. Inflasi tahunan pada Juni ini 1,49%, lebih tinggi dibandingkan inflasi pada Mei, namun lebih rendah dari kondisi Juni 2020," jelas Margo.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Mulai Bangkit, Kenapa Indonesia Terancam Deflasi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular