Pengusaha Soal PPKM Darurat: PDB Terancam, PHK Bisa 'Meledak'

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
01 July 2021 11:30
Sejumlah gerai memasang papan pemberitahuan penutupan toko yang berada di salah satu mal di Jakarta, Selasa (29/6/2021). Pemerintah makin memperketat jam operasional pusat perbelanjaan dan restoran. Semula, mal dan restoran diizinkan buka jam 8 malam kini jam operasionalnya harus ditutup hingga jam 5 sore. Pantauan dilokasi ada beberapa store yang menutup tokonya dengan menempelkan papan pemberitahuan. Wahana permainan anak juga ditutup oleh pihak pengelola mal. Pengunjung dimal juga tampak sepi.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Suasana di salah satu mal di Jakarta. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mempertimbangkan untuk menutup seluruh operasional pusat perbelanjaan pada masa PPKM Mikro Darurat. Hal itu menjadi salah satu usulan yang mengemuka dalam rapat terkait kebijakan tersebut.

Namun, bila rencana itu terealisasi, maka bakal berdampak pada kegiatan ekonomi di sektor ritel dan turunannya, termasuk pihak ketiga yang memasok barang ke pusat perbelanjaan.

Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja mengatakan, dampak lain yang bakal sulit terhindarkan adalah meledaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemerintah perlu mempertimbangkan ulang akan menutup mal saat ada PPKM Mikro Darurat.

"Kalau kegiatan usaha terhenti maka akan terjadi kembali pekerja yang dirumahkan dan kalau ternyata nantinya berkepanjangan maka akan terjadi kembali gelombang PHK," kata Alphonsus kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/6/2021).



Pengusaha ritel menilai ada potensi melambatnya produktivitas sektor manufaktur makanan minuman serta berpotensi penutupan gerai ritel. Alhasil hal itu bisa bermuara pada tergerusnya konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar (60% pada PDB) bagi harapan pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena pembatasan operasional mengakibatkan mobilitas masyarakat terbatas datang ke gerai ritel & mal.

"Sangat tidak efektif & relevan, di kala apapun situasinya, masyarakat tetap akan memenuhi kebutuhan pokok dan sehari-harinya yang tidak mungkin dihilangkan maupun ditunda, kita bersama tentunya tidak mengharapkan multidimensi pada krisis kesehatan, ekonomi & sosial di akhirnya melainkan yang kita harapkan adalah keluar dari krisis pandemi & kemajuan ekonomi," kata Roy N Mandey selaku Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Mulai Ajak Runding Pangkas Karyawan, PHK 'Meledak'!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular