
Waspada, Kasus Baru Covid RI Bisa 30.000/Hari! Apa Solusinya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia kembali melonjak pada Senin (28/6/2021). Hari ini terdapat 423 kasus kematian akibat Covid-19, dengan 20.694 kasus baru berdasarkan data Kementerian Kesehatan. Pemerintah harus bergerak, utamanya perketat perbatasan!
Besarnya korban jiwa ini terjadi di tengah makin kewalahannya pelayanan kesehatan bagi penderita akut. DKI Jakarta sebagai provinsi dengan jumlah terbanyak kasus Covid-19 kini mencatatkan BOR sebanyak 93%.
Menurut Linda V. Green, dalam laporan riset "How Many Hospital Beds?" di jurnal layanan kesehatan Inquiry (2002), tingkat keterisian ranjang rumah sakit yang optimal adalah 85%. Lebih dari itu dinilai rawan. Oleh karenanya, DKI bisa dibilang mengalami krisis layanan kesehatan.
Sementara, risiko penyebaran Covid-19 masih tinggi karena pemerintah belum mau menarik tuas rem dengan membatasi ketat aktivitas sosial dan ekonomi (lockdown parsial) seperti disarankan Organiasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Saat ini, Indonesia menduduki peringkat terburuk kasus Covid di kawasan Asia Tenggara, dengan angka kematian terburuk, kasus baru terbanyak, dan kasus aktif termasif. Mau bilang 'wajar' karena kita negara berpenduduk terpadat? Tengoklah rasio kematian, yang kini di angka 2,69% atau terburuk di Asia Tenggara dan lebih buruk dari rerata dunia (di angka 2,17%).
Berdasarkan model yang disusun Epiforecasts, lembaga penyedia data sumber terbuka (open source) mengenai proyeksi kasus Covid-19 negara seluruh dunia, Indonesia diprediksi mencetak kenaikan kasus ke angka 31.101/hari pada 9 Juli jika tren tidak berubah. Angka tersebut merupakan median (nilai tengah) dari angka tertinggi 44.025 dan terendah di 22.577.
Perhitungan yang disusun oleh tim Center for Mathematical Modelling of Infectius Disease (CMMID) ini memproyeksikan dampak penyebaran virus yang "tertangkap" pada 25 Juni lalu, ketika intervensi pemerintah dalam penanganan pandemi belum banyak berubah.
Singkatnya, mereka menghitung efek penyebaran virus dalam 14 hari sejak tanggal 25 Juni, yang berujung pada proyeksi perubahan angka kasus baru Covid-19 tanggal 9 Juli nanti (sesuai dengan masa inkubasi virus, yakni 14 hari). Parahnya, tingkat reproduksi Covid-19 di Indonesia terhitung di angka 1,3, atau masih invasif (belum terkendali).
"Ini memungkinkan pengampu kebijakan mengkaji efektivitas intervensi yang kini dijalankan, dan akan bermanfaat untuk menentukan apakah penularan akan meningkat ketika intervensi dicabut," ujar Sam Abbott, dalam laporan riset berjudul "Estimating The Time-Varying Reproduction Number of SARS-CoV-2 Using National and Subnational Case Counts."
Lalu apa yang salah dengan penanganan Covid kita? Ribuan triliun dana APBN sudah dialokasikan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperpanjang dan kini "dimikrokan", vaksinasi digencarkan, tetapi kasus Covid-19 terus meningkat dan malah melenggang di atas 2 juta kasus.