Covid Meledak, Orang RI Kini Lebih Banyak ke Pasar & Apotek!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
25 June 2021 14:17
Warga antre untuk penyuntikan vaksinasi Sinovac di zona merah dikawasan Tangerang, Rabu (23/6/221). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Warga antre untuk penyuntikan vaksinasi Sinovac di zona merah dikawasan Tangerang, Rabu (23/6/221). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Google melaporkan mobilitas masyarakat pasca lonjakan Covid-19. Masyarakat kini tidak lagi bepergian untuk ke tempat kerja, taman, retail dan rekreasi. Namun, banyak pergi ke toko bahan makanan dan apotek.

Dalam laporan Google yang dirilis pada 21 Juni 2021 tersebut menunjukkan terjadi kenaikan mobilitas masyarakat untuk tempat seperti supermarket, toko, grosir makanan, pasar tradisional, toko makanan khusus, toko obat, dan apotek.

"Tumbuh sebesar 15%. dibandingkan dasar pengukuran," seperti dikutip laporan Google, Jumat (25/6/2021).

Google dalam laporannya tersebut menunjukkan, bahwa dalam perhitungannya menggunakan jenis data yang digabungkan dan dianonimkan, sama seperti jenis daya yang digunakan untuk menampilkan jam favorit untuk tempat di Google Maps.

Adapun perubahan untuk tiap-tiap hari dihitung dengan membandingkan nilai dasar pengukuran untuk hari tersebut. Di mana dasar pengukurannya adalah nilai median untuk hari yang sesuai selama periode 5 minggu, yaitu 3 Januari 2020 - 6 Februari 2020.

"Laporan menunjukkan tren selama beberapa minggu, dan data terbarunya menunjukkan tren selama 2-3 hari terakhir, ini adalah durasi yang diperlukan untuk menghasilkan laporan," tulis Google.

Dalam laporan mobilitas Google tersebut, Provinsi Maluku Utara menempati kenaikan mobilitas terbesar masyarakatnya untuk berkunjung ke toko bahan makanan dan apotek. Dengan persentase 59%. Disusul Bengkulu 50%, Sulawesi Barat 45%, Gorontalo 43%, dan Nusa Tenggara Timur 42%.

Dari ke-34 Provinsi yang dilaporkan google terhadap mobilitas masyarakat, juga menunjukan saat ini tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan dan bioskop (Retail dan Reaksi) sudah turun, mengalami -8% dibandingkan dasar pengukuran.

Kemudian tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti pusat transportasi umum, misalnya stasiun KRL, terminal bus, dan stasiun kereta api telah berkurang atau -28% dibandingkan dasar pengukuran.

Kemudian tren mobilitas untuk tempat kerja di 34 Provinsi juga mengalami penurunan, tercatat -25% dibandingkan dasar pengukuran.

Begitu juga dengan tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti taman nasional, pantai umum, dermaga, taman hewan peliharaan, lapangan terbuka dan taman umum, juga mengalami penurunan aktivitas. Tercatat -4% dibandingkan dasar pengukuran.

Adapun tren mobilitas untuk area pemukiman justru meningkat, tercatat tumbuh 8% dibandingkan dasar pengukuran.

Adapun mobilitas masyarakat Jakarta untuk hampir semua tempat tujuan mengalami kontraksi. Hanya tujuan area pemukiman, serta toko bahan makanan dan apotek yang tercatat tumbuh, masing-masing sebesar 13% dan 2%, dibandingkan dasar pengukuran.

Khusus Jakarta hampir di semua tempat tujuan seperti retail dan rekreasi (-25%), toko bahan makanan dan apotek (2%), taman (-46%), pusat transportasi umum (-38%), tempat kerja (-34%), area pemukiman (13%).

Tren pertumbuhan yang positif di area pemukiman juga terjadi di Banten, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jambi, Lampung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga Borong Obat, Rush Terjadi Saat Corona Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular