Ganasnya Covid: Kuartal III-2021 Ekonomi RI Bisa Minus Lagi!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
25 June 2021 09:50
Infografis: Indonesia Masuk Jurang Resesi, Terus Aku Kudu Piye?
Foto: Infografis/Indonesia Masuk Jurang Resesi, Terus Aku Kudu Piye?/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia hingga saat ini masih dibayangi oleh virus Corona. Terutama di tengah kembali mengganasnya virus asal China ini di dalam negeri.

Penyebaran virus Corona atau Covid-19 kembali melonjak setelah libur lebaran bulan lalu. Meski larangan mudik telah ditetapkan pemerintah, namun masih banyak warga yang nekat melakukannya.

Ketidaktaatan sebagian warga ini membuat penyebaran virus semakin luas. Tercermin dari angka peningkatan kasus yang terus mencatatkan rekor baru. Rekor tertinggi harian tercatat kemarin, Kamis (24/6/2021) dengan penambahan 20.574 kasus positif.

Mengganasnya virus ini tentu akan mengganggu proses pemulihan ekonomi yang sedang berjalan. Berbagai langkah yang dilakukan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi di kuartal II, nampaknya akan sulit tercapai.

Pemerintah memproyeksi perekonomian Indonesia pada kuartal II bisa tumbuh hingga 8% year on year (yoy). Nampaknya ini hanya akan menjadi optimisme yang sulit terwujud dengan lonjakan kasus positif setiap harinya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada saat pemaparan kinerja APBN hingga akhir Mei pada pekan lalu mengkonfirmasi hal tersebut. Perekonomian Indonesia yang di ramal tumbuh tinggi di kuartal II harus pasrah tidak tercapai.

Beberapa ekonom tanah air pun memproyeksi hal yang sama. Bahkan, perekonomian di kuartal II di proyeksi hanya berada di kisaran 3%-5% yoy.

Lalu bagaimana dengan kuartal III-2021?

Melihat penyebaran kasus positif Covid-19 yang semakin tinggi, kondisi perekonomian nasional di kuartal III sangat bergantung dengan kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.

"Sementara hasil kuartal ketiga akan bergantung kepada kebijakan yang ditempuh setelah PPKM tanggal 5 Juli," ujar ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana kepada CNBC Indonesia.

Saat ini, kebijakan terbaru yang tengah diambil pemerintah adalah PPKM Mikro yang diperketat. Namun, hampir sepekan kebijakan itu berlaku, jumlah angka positif tak kunjung berkurang tapi justru semakin menggila. Apalagi muncul varian baru seperti varian delta yang penyebarannya lebih cepat dari Corona.

Menurut Wisnu, jika ke depan kebijakan kembali diperketat dan bahkan lebih ketat dibandingkan tahun lalu, maka tidak menutup kemungkinan pertumbuhan ekonomi kuartal III kembali negatif.

"Apabila kuartal ketiga ini diperketat lebih dari tahun lalu, terdapat kemungkinan kontraksi," kata dia.

Namun, ia menilai kontraksinya tidak akan sedalam sebelumnya. Meski memungkinkan akan terjadi kontraksi, pihaknya sendiri masih mengestimasi pertumbuhan di kuartal III-2021 sebesar 5% (yoy), dengan catatan pemberlakuan kebijakan hanya sebatas PPKM seperti saat ini.

Sejalan, Ekonom CORE Piter Abdullah juga menyampaikan pendapat yang sama. Menurutnya, jika kebijakan yang ditempuh pemerintah hanya PPKM Mikro yang diperketat maka dampaknya ke pertumbuhan ekonomi di kuartal III sangat kecil.

"Kalau penebalan PPKM nya hanya temporer dua minggu dan bisa segera dilonggarkan kembali, saya kira dampaknya akan minimal sekali. Pertumbuhan di kuartal III diperkirakan juga masih akan positif walaupun mungkin melambat akibat penebalan PPKM," jelasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi RI Bisa Pulih Tahun Ini, Asalkan ...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular