
Anies Larang Bioskop-Ancol Buka: Siap 'Berdarah-Darah' Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha bioskop pasrah dengan adanya larangan terbaru pengetatan PPKM Mikro di DKI Jakarta. Tentunya hal ini berdampak pada bisnis ini yang siap berdarah-darah lagi.
Kegiatan pertunjukan bioskop tidak diperbolehkan beroperasi hingga 5 Juli mendatang. Hal ini guna menekan penyebaran Covid - 19 yang tengah meroket di ibu kota.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan akan mengikuti semua aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Mulai besok secara serempak bioskop baru mulai tidak beroperasi di wilayah Jakarta.
"Kita ikuti pasrah saja, aturan itu. Besok baru tutup. Kita juga paham saat ini tengah melonjak (angka Covid), jadi apapun aturannya komitmen kita kemanusiaan diutamakan," kata Djonny kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/6/2021).
Pilihan Redaksi |
Djonny menjelaskan kondisi pengusaha bioskop saat ini belum bisa pulih dari kerugian penutupan sebelumnya. Penutupan bioskop terjadi sejak Maret 2020 lalu kemudian diperbolehkan buka kembali pada Oktober 2020.
"Jadi waktu bukan kemarin, kondisinya belum pulih banget masih ada yang merugi karena film nggak masuk kan, paling sepanjang buka kemarin hanya tumbuh 5%," katanya.
Menurutnya masyarakat juga masih enggan untuk menonton di bioskop. Sehingga dengan separuh kapasitas tempat duduk yang diperbolehkan tidak pernah terisi penuh juga. Faktor lainnya, adalah jumlah film impor yang juga tidak banyak beredar.
"Tidak terlalu ramai juga, paling saat libur lebaran kemarin. Keterisian juga bergantung film kan, kemarin itu ada Conjuring sama Fast and Furious 9 itu aja yang banyak," kata Djonny.
Imbas adanya penutupan sampai Juli ini, membuat pihak bioskop akan membatalkan film yang sudah dipesan baik impor maupun nasional, yang berimbas juga bagi bioskop daerah lain. Ada daerah lain masih diperbolehkan membuka bioskop.
"Jadi barometer film itu Jakarta, ketika Jakarta tidak dapat film impor atau tidak tayang duluan, ya daerah juga tidak dapat. Padahal ada film bagus baik impor maupun nasional," katanya.
Djonny tapi belum mau berbicara skenario terburuk di seperti efisiensi tenaga kerja di industri cinema. Dia masih ingin melihat aturan ini akan berlanjut atau tidak setelah 5 Juli mendatang.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article XXI Sampai CGV Bertumbangan: Bioskop Mati Segan, Hidup Susah!