
Dihantam Pandemi, KAI Cari 'Serabutan' Tambahan Bisnis

Jakarta, CNBC Indonesia - PT KAI termasuk yang terkena dampak pandemi di tengah pembatasan transportasi. PT KAI mengupayakan optimalisasi komersialisasi non angkutan di tengah pandemi. Sehingga tidak hanya mengandalkan dari bisnis penumpang dan barang saja.
"Komersialisasi Non Angkutan terus kami optimalkan sebagai bentuk adaptasi KAI di tengah pandemi Covid-19. Kami menyadari aset KAI yang tersebar di Jawa dan Sumatera dapat lebih bernilai guna sehingga penting untuk diberdayakan," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, dalam keterangan resmi, Rabu (23/6/2021).
Joni mengatakan pendapatan KAI di sektor Komersialisasi Non Angkutan menunjukkan tren positif. Di tahun 2019, pendapatan KAI di sektor tersebut adalah Rp719,1 miliar, naik 19% dibanding pada 2018 yaitu sebesar Rp606,3 miliar. Di tahun 2020 menjadi Rp625,9 miliar dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
Untuk kerja sama pemanfaatan aset di stasiun, masyarakat dapat memanfaatkan berbagai titik stasiun seperti ruangan, bangunan, gedung, gudang, dan tanah untuk lokasi promosi, minimarket, gudang, cafe, ATM, dan sebagainya.
Adapun untuk kerja sama pemanfaatan aset berupa sarana, KAI menyediakan kereta makan, kereta wisata, entertainment on board, mesin perawatan jalan rel dan prasarana penunjang, serta Jasa Balai Yasa/Dipo.
Sementara untuk pemanfaatan ROW atau aset KAI yang berada di sepanjang jalur kereta api aktif, KAI bekerja sama dengan berbagai pihak untuk penanaman fiber optik, pipa air, pipa gas, dan pipa minyak. Sedangkan untuk non ROW atau aset KAI yang berada di luar wilayah stasiun dan ROW, aset-aset KAI dapat dimanfaatkan sebagai kantor, rumah makan, parkir, dan sebagainya.
Aset KAI lainnya yang dapat dikerjasamakan pemanfaatannya berupa museum, bangunan bersejarah, wifi (advertising slot), kegiatan shooting/pemotretan, event/activation, serta naming rights stasiun untuk memberikan kesempatan kepada mitra yang ingin mem-branding stasiun yang KAI kelola dengan brand atau produknya.
"Hampir seluruh aset KAI dapat dimanfaatkan masyarakat dengan skema kerja sama. Pada prinsipnya pemanfaatan aset dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu operasional kereta api dan tidak mengubah status kepemilikan pada aset yang dimanfaatkan," ujar Joni.
Sebelumnya, dijelaskan juga kalau KAI beruntung memiliki angkutan logistik sehingga dapat membantu untuk bertahan di masa pandemi. Melihat angkutan penumpang yang saat ini sedang anjlok karena pembatasan mobilitas.
"Beruntung kita ada angkutan logistik cukup besar pendapatannya, berbeda dari transportasi lain," katanya kepada wartawan, di Jakarta (17/6/2021).
Paling tidak kontribusi dari angkutan logistik mencapai 30%, sisanya berasal dari angkutan penumpang. Joni menjelaskan potensi angkutan logistik kereta meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan batubara seperti di Sumatera Selatan dan Lampung.
KAI juga berupaya membangkitkan kereta barang petikemas di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Diharapkan dapat menambah pundi-pundi pendapatan terhadap KA ini.
"Sarana dan prasarana sudah siap, tapi sampai saat ini belum beroperasi, masih dalam pembahasan dengan mitra terkait detail pengoperasian, begitu juga tarif," kata Joni.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Makin Gawat, KAI Batalkan Layanan Kereta Baru!