
Demi 1 Juta Barel, Banyak Jalan Harus Ditempuh RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang. Perlu upaya keras agar target produksi ini bisa tercapai dengan sisa waktu yang hanya tinggal sembilan tahun. Sementara hingga kuartal I 2021, produksi minyak rata-rata baru sebesar 679,5 ribu bph.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, sampai tahun 2030 setidaknya dibutuhkan tambahan produksi sekitar 350 ribu bph. Saat ini dia sebut ada 15 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau produsen migas besar yang memproduksi di atas 5 ribu bph dan 5 KKKS kecil, sehingga total ada 20 KKKS.
Bila dibutuhkan tambahan 350 ribu bph dalam sembilan tahun ke depan, maka artinya rata-rata kebutuhan kenaikan produksi per tahun yakni mencapai sekitar 40 ribu bph.
"Kalau 40 ribu bph dinaikkan per tahun, dibagi 20 KKKS, maka artinya produksi harus naik sekitar 2 ribu bph per KKKS setiap tahun," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (21/06/2021).
Djoko menyebut, saat ini tersedia 60 rig atau alat untuk melakukan pengeboran yang tak terpakai (idle). Rig ini terbagi dua, ada yang siap digunakan dan kedua perlu sedikit perbaikan sekitar tiga bulan.
"Kita butuh tambahan produksi 2.000 bph setiap KKKS, kita ada 60 rig, kalau kita bagi setiap rig ngebor bisa hasilkan 30 bph saja, maka (target) bisa tercapai," jelasnya.
Menurutnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan KKKS harus serius. Jika mau tetap bekerja seperti biasanya atau (business as usual), maka mau tidak mau harus ngebor sumur pengembangan.
Langkah kedua, imbuh Djoko, jika mau mengorek-ngorek minyak di sumur tua, dapat dilakukan dengan fracturing (pemecahan/ pematahan) dan acidizing (pengasaman). Menurutnya, jika itu dilakukan, maka bisa menaikkan produksi, bahkan berpotensi bisa menaikkan 10 bph lagi.
"Ketiga, sumur-sumur ilegal drilling pencurian dan lainnya, bisa (berkontribusi) 20 ribu barel. Lebih advance lagi, percepat Enhanced Oil Recovery (EOR), kita injeksi uap, bisa injek bahan kimia, dan lainnya," terangnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, banyak cara untuk bisa optimistis mengejar target produksi minyak 1 juta bph. Namun, harus serius dalam mengerjakannya.
"Kalau nggak dilaksanakan, ya benar mimpi, tapi kalau dilaksanakan bisa tercapai," tuturnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Kardaya Warnika mengatakan, dirinya telah berdiskusi tentang target 1 juta bph ini dengan para KKKS, para profesional, dan sejumlah pihak tersebut mengatakan jika target produksi 1 juta barel ini lebih baik disebut mimpi.
"Karena dasarnya itu tidak jelas. Kalau mimpi kan nggak harus ada alasan. Mau terbang, terbang aja karena mimpi. Jadi, 1 juta barel per hari itu bisa dikatakan seperti mimpi," kata Kardaya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Rabu (03/02/2021).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Berisiko Tinggi Alami Tumpahan Minyak dari Kegiatan Migas
