
Kejar Target 1 Juta Barel Minyak, RI Butuh Rp 276 T per Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan kebutuhan investasi untuk mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 cukup besar.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, setidaknya dibutuhkan investasi sebesar US$ 18 miliar atau Rp 276 triliun per tahunnya guna mencapai target produksi migas tersebut.
"Dari sisi investasi untuk mencapai aspirasi tadi di 2030, kita butuh 2030 itu rata-rata US$ 18 miliar untuk investasi di hulu, kalau kita ingin capai target tadi. Nah ini ada investasi minyak dan gas," kata Nanang di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Nanang memerinci, dari kebutuhan investasi sebesar US$ 18 miliar tersebut, sektor gas bumi mempunyai komposisi yang lebih besar. Hal tersebut mempertimbangkan temuan eksplorasi dalam 10 tahun terakhir ini yang banyak didominasi oleh gas.
"Contohnya Masela, IDD, kemudian di barat kita juga punya Andaman ada discovery awal tahun ini itu juga gas," tambah Nanang.
Sebelumnya, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan konsumsi minyak di masa transisi energi memang akan mengalami penurunan secara persentase. Namun secara volume justru akan mengalami kenaikan.
Oleh sebab itu, upaya untuk menggenjot produksi migas nasional melalui kegiatan eksplorasi menjadi sesuatu hal yang cukup penting dilakukan.
"Kalau bicara 1 juta barel dan 12 BSCFD tulang punggungnya eksplorasi, tanpa itu gak ada itu. 12 BCFD dan 1 juta itu gak ada, jadi memang harapan kita adalah eksplorasi. Eksplorasi ini akan tunjukkan kegiatan-kegiatannya betapa pentingnya," ujar Benny dalam sebuah diskusi, Rabu (17/5/2023).
Berdasarkan catatan SKK Migas, potensi sumber daya migas nasional per 2022 untuk minyak totalnya yakni 23,6 miliar barel minyak (BBO) dan gas 271,4 triliun kaki kubik (TCF). Adapun top 3 basin potensial untuk minyak yakni di Sumatera Selatan (3,5 BBO), Sumatera Utara (2,7 BBO), dan Jawa Timur (2,7 BBO), sedangkan top 3 basin potensial untuk gas yakni di Bintuni (72,7 TCF), Sumatera Utara (51,3 TCF), dan Aru-Tanimbar (23,7 TCF).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak RI Makin Anjlok di Semester I 2023
