Polisi Berantas Pungli di Priok, Pengusaha: Sampai Kapan?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
17 June 2021 20:22
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Foto: Suasana Tanjung Priok, Jakarta Utara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha masih pesimistis aksi pungli dan premanisme pada kawasan dan menuju pelabuhan Tanjung Priok bisa bersih. Alasannya persoalan persoalan ini sudah mengakar sehingga sulit untuk memberantasnya.

Hal ini juga sudah dimaklumi oleh pengusaha truk, yang memang sedari dulu sudah bisa memberikan tip kepada kuli bongkar muat. Lantas setelah isu ini tidak menjadi sorotan apa langkah yang akan dilakukan?

"Begini, masalah pungli ini bukan seperti membalikkan telapak tangan, jadi pungli ini sudah begitu masif, dan sudah lama. Apa yang dilakukan dari Polri ini suatu hal yang baik dimulai menyisir preman-preman, pungli, palak, peras. Kami setuju dan positif, tapi sampai kapan?," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/6/2021).

Pengusaha truk juga sebenarnya maklum dengan praktik ini. Sehingga ada beberapa sopir truk juga yang tidak keberatan dengan adanya pungutan ini.

"Apa yang sekarang dilakukan ini sebetulnya sopir dimana-mana selalu memberi uang ke buruh ketika ada bongkar muat, ibaratnya itu say thank you, jasa keringat begitu juga ke operator tango ini sudah biasa. Yang tertangkap itu kecil, daerah lain gimana?" jelasnya.

"Uang makasih paling di bawah Rp 10 ribu untuk operator tango. Tapi kalo di kumpul - kumpul dari perjalanan ya banyak juga. Yang seram itu perampasan menuju pelabuhan," jelasnya.

Menurut Gemilang yang perlu diawasi dengan konsisten adalah aksi premanisme dan perampokan di jalan menuju pelabuhan. Aksi ini merugikan karena jika tidak diberi harta benda yang dimiliki oleh supir truk yang akan dilibas.

"Ya kondisinya seperti itu, kejadian biasanya ketika macet itu, Asmoro itu sebutannya. Kalau dikumpulkan memang bengkak juga ," katanya.

Sebelumnya Direktur Utama Lookman Djaja Logistic, Kyatmaja Lookman menjelaskan pengendara truk yang paling dirugikan dengan adanya aksi kejahatan ini. Hal ini karena dalam perjalanan sopir kerap ditodong menggunakan senjata tajam ketika meminta 'uang lewat' dari para preman.

"Yang mereka bisa ambil saja bisa disikat, handphone, aki, ban serep. Kalo kita bicara nominal ya bisa Rp 500 - 3 juta. Aki Rp 700 ribu satu, kalau dua Rp 1,5 juta. Ban serep Rp 3 juta, handphone ya bisa satu jutaan," jelasnya.

Saat ini yang tengah menjadi sorotan adalah praktik pungli yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok. Dimana terdapat delapan oknum karyawan outsourcing di PT Multi Tally Indonesia salah satu vendor PT Jakarta International Container Terminal, yang tertangkap oleh kepolisian.

"Itu hanya sebagian kecil, gimana dengan yang ada di terminal lain?" katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Pungli di Terminal Terbesar di RI, JICT Beri Penjelasan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular