
Heboh Pungli di Terminal Terbesar di RI, JICT Beri Penjelasan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Jakarta International Container Terminal (JICT) segera berbenah, terkait adanya kasus pungli yang berada di kawasan terminal petikemas terbesar di Indonesia ini.
Upaya pembenahan antara lain mengurangi kontak langsung dari petugas dengan customer pelabuhan. Caranya dengan memperkuat sistem digitalisasi mulai dari pembayaran hingga kegiatan teknis di pelabuhan.
Direktur Utama JICT, Ade Hartono menjelaskan ke depan pihaknya akan manfaatkan sistem digitalisasi, guna menciptakan terminal petikemas yang smart, sehingga bisa memberi pelayanan maksimal ke pengguna jasa.
Sebelumnya, kepolisian sudah menangkap delapan orang di area JICT, pelabuhan Tanjung Priok. Salah satunya adalah koordinator pungli di area tersebut. Dia merupakan pengawas/supervisor di perusahaan outsourcing yang berkontrak dengan JICT.
Pilihan Redaksi |
"Dari isu terkini belakangan ini ada kejadian di JICT kami punya komitmen kuat, penegakan integritas layanan pengguna jasa. Juga menjunjung tinggi hal integritas menjadi pelabuhan yang bersih. Kami mendukung upaya penegakan hukum untuk memberantas pungli," kata Ade. dalam konferensi pers, Rabu (16/6/2021).
Ade mengatakan sudah melakukan tindakan tegas kepada perusahaan outsourcing yang terlibat, dengan memberikan surat teguran keras kepada vendor.
"Kita sudah lakukan tindakan tegas. Yang terlibat pegawai itu outsourcing, kita lakukan tindakan tegas ke vendor. Karena kita punya kontrak ke vendor dan sudah surat teguran keras," jelasnya.
Saat ini perusahaan sudah menerapkan sistem NGen sistem ini untuk melakukan kontrol terhadap pekerja di pelabuhan. Juga menggunakan JICT Auto Gate System (JAGS) supaya penanganan petikemas lebih efektif untuk keluar masuk truk.
Wakil Direktur Utama JICT, Budi Cahyono mengatakan terkait pungli, JICT mendukung penuh langkah yang dilakukan pemerintah dan aparat penegak hukum membersihkan praktik pungli di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Kami terus menginvestigasi adanya pungli di JICT yang beredar beberapa hari, JICT akan menindak tegas oknum yang melanggar hukum. JICT juga menjalankan whistle blowing program termasuk menyediakan line khusus untuk pengaduan pungli," katanya.
Selain itu beberapa hal yang akan dilakukan seperti penyesuaian pengerahan operator akan dimaksimalkan pada shift malam, dimana workload paling banyak di malam hari. Untuk batas waktu bongkar muat akan memperbaiki rata-rata performance kurang dari 109 menit untuk pengantaran dan 72 menit untuk receiving.
"Kita akan mencoba kurang dari 109 menit. tapi kalau truk impor memang butuh waktu satu dua jam, waktu peak bisa lebih tinggi lagi. Belum lagi kalau weekend lebih banyak lagi. Makanya kalo weekend itu tidak menutup terjadi penumpukan, walaupun sampai saat ini masih bisa di-manage," jelasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kacau! Pungli Mendarah Daging, Pengusaha Sentil Satgas Pungli