
Covid-19 Meledak! Pasien Wisma Atlet Tambah 500 Perhari

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid-19 di tanah air tengah meningkat pesat terutama sejak libur lebaran, bahkan pada hari ini jumlah kasus baru bertambah hampir 10.000 dalam satu hari. Penambahan kasus baru ini pun berkontribusi pada peningkatan jumlah pasien yang harus mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan.
Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI dr, Tugas Ratmono mengatakan dalam sepekan terakhir pasien di Wisma Atlet meningkat pesat, bahkan mencapai 500-600 orang dalam satu hari. Dia mengatakan pada tiga hari yang lalu penambahan pasien pun sempat mencapai 625 dalam satu hari. Jika tidak ada penurunan kasus, maka tinggal menghitung hari sampai RSDC Wisma Atlet penuh.
"Ini memberikan kita kerja ekstra dan ini menjadi hal yang yang harus diantisipasi lebih lanjut. Peningkatan ini sebenarnya sudah diprediksi sebelum lebaran, kami sudah siapkan antisipasi lonjakan Covid-19," kata Tugas, Rabu (16/6/2021).
Sebelumnya RSDC Wisma Atlet, telah menambah 1.400 tempat tidur sebagai antisipasi lonjakan kasus. Dengan penambahan ini pun tingkat keterisian tempat tidur masih di angka 75,05%. Tugas mengatakan jika tidak ada penambahan maka BOR di RSDC bisa mencapai 90%.
Saat ini tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet kembali naik hingga 75,05% hingga Rabu (16/06/2021). Saat ini jumlah hunan di RSDC Wisma Atlet mencapai 5.551 dari total kapasitas sebesar 7.394 tempat tidur.
"Kalau terus bertambah kami masih punya 1.843 bed lagi jadi kalau penambahan 500 per hari, tingga berapa hari lagi kita bisa hitung. Ini kondisi yg harus di rem di masy agar penularan bisa diputus," kata Tugas.
Dia mengharapkan Wisma Pademangan dan Rusun di Nagrak yang akan menajdi tempat perawatan pasien Covid-19 segera difungsikan untuk mengurangi beban di RSDC Wisma Atlet dan fasilitas kesehatan lainnya. Meski demikian dia menegaskan kapasitas ini tidak akan cukup jika kasus terus bertambah cepat.
"Kapasitas ini pasti ada keterbatasan, sangat penting memutus rantai penularan di masyarakat. ini menjadi perhatian kita semua," ujarnya.
Tugas menambahkan dari data surveillens yang dilakukan oleh RSDC kebanyakan pasien yang masuk berasal dari klaster keluarga, dan banyak pasien yang tidak mengetahui di mana penularan terjadi. Saat ini lebih dari setengah pasien yang dirawat di Wisma Atlet merupakan pasien tanpa gejala. Dia mengharapkan dengan diaktifkannya Wisma Pademangan dan Rusun Nagrak pasien tanpa gejala bisa dipindahkan tempat tersebut. Dengan begitu Wisma Atlet dapat fokus pada pasien dengan gejala ringan dan sedang.
"Kami merawat hampir 2/3 adalah yang tanpa gejala ini harus diantisipasi ke depan. Kalau pasien tanpa gejala bisa diarahkan ke Pademangan dan Nagrak maka bisa meringankan beban di faskes, jadi lebih terkendali dan terkontrol sehingga layanan isolasi lebih baik," ujar Tugas.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Butuh RS Buat Pasien Covid? Wisma Atlet Masih Ada 1.035 Bed
