
Berani Jujur, Hebat! Ini Bukti Orang RI Makin Benci Korupsi

Tindakan korupsi di Indonesia masih dipandang buruk di mata internasional. Berdasarkan studi International Transparency 2020, Indonesia berada di peringkat 102 dari kurang lebih 180 negara yang disurvei terkait indeks persepsi korupsinya.
Skor Indonesia berada di angka 37 bersama Gambia menduduki posisi tersebut. Satu peringkat di atas Indonesia ada Kazakhstan. Jika dibanding negara tetangga, nilai indeks persepsi korupsi RI juga terbilang tak terlalu bagus.
Singapura berada di peringkat 3 dengan skor 85. Malaysia berada di peringkat 57 dengan skor 51. Indonesia hanya lebih baik dari Thailand dan Vietnam yang berada di peringkat 104. Sementara Filipina berada di peringkat 115.
Itu artinya korupsi masih menjadi salah satu hal yang harus diberantas karena dampaknya terhadap ekonomi jelas negatif. Berdasarkan kajian Dana Moneter Internasional (IMF) perilaku korupsi berdampak pada penurunan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Korupsi menyebabkan ekonomi biaya tinggi dalam suatu negara. Korupsi akan menghambat investasi masuk karena biaya yang tinggi cenderung tidak efisien dan berbanding terbalik produktivitas.
Tindakan korupsi di lingkungan masyarakat terutama di lingkungan pejabat publik hanya akan membebani anggaran. Hal ini hanya akan berdampak pada subsidi dan alokasi anggaran yang tidak tepat sasaran sehingga semakin memperburuk kesenjangan yang terjadi.
Tentu saja sebagai masyarakat kita semua berharap bahwa kasus korupsi walaupun susah diberantas tetapi perlu terus diminimalkan agar kasus-kasus seperti korupsi ekspor benur lobster hingga bansos oleh mantan menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak terulang lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]