Ekspor-Impor Melambung Tinggi, RI Siap Lepas dari Resesi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 June 2021 13:24
Pelabuhan Tanjung Priok
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (REUTERS/Darren Whiteside)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor Indonesia pada Mei 2021 tumbuh impresif, demikian pula impor. Ini menjadi kabar gembira, karena menjadi pertanda bahwa ekonomi Indonesia semakin pulih dari terpaan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Indonesia siap bangkit dan keluar dari 'jurang' resesi ekonomi.

Pada Mei 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor sebesar US$ 16,6 miliar, melonjak 58,76% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year/yoy. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Januari 2010.

Lonjakan harga komoditas andalan ekspor Indonesia menjadi penyebabnya. Menurut catatan BPS, harga batu bara melejit 103,9% yoy, minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) meroket 174% yoy, dan tembaga terdongkrak 93,4%.

"Hampir seluruh komoditas non-migas mengalami kenaikan harga seperti batu bara, minyak kelapa sawit, timah,tembaga, nikel, emas. Meningkatnya permintaan, dibarengi dengan kenaikan harga membuat performa ekspor kita mengalami peningkatan yang menggembirakan," kata Suhariyanto, Kepala BPS, dalam jumpa pers secara virtual.

Peningkatan ekspor menjadi kabar gembira karena membawa harapan Indonesia bisa lepas dari resesi ekonomi. Sebab, ekspor adalah salah satu kontributor utama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran.

Halaman Selanjutnya --> Impor Melesat, Manufaktur Bergeliat

Selain ekspor, impor juga meningkat pesat. Bulan lalu, nilai impor tercatat US$ 14,23 miliar, meroket 66,68% yoy. Ini adalah pertumbuhan tertinggi sejak Agustus 2008.

Kenaikan impor menjadi kabar gembira karena sebagian besar impor Indonesia adalah bahan baku/penolong dan barang modal. Keduanya dibutuhkan untuk produksi industri dalam negeri. Pada Mei 2021, impor bahan baku/penolong naik 50,34% yoy, sementara impor barang modal tumbuh 79,11%.

Peningkatan impor bahan baku/penolong dan barang modal menggambarkan bahwa industri dalam negeri sedang bergeliat. Sebagai informasi, industri pengolahan atau manufaktur adalah kontributor utama dalam pembentukan PDB dari sisi lapangan usaha.

"Ekspor kita meningkat, impor naik tinggi terutama bahan baku dan barang modal. Performa ini berarti keniakan ekspor-impor April-Mei akan memberikan kontribusi positif ke pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021. Kita berharap ekonomi tumbuh tinggi dan meninggalkan zona kontraksi," tegas Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular