
Biden Cs Siap Lawan Xi Jinping, Runtuhkan Dominasi China!

Para pemimpin G7 yang terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, dan Jepang - ingin menggunakan pertemuan mereka di resor tepi laut Teluk Carbis untuk menunjukkan kepada dunia bahwa negara-negara demokrasi terkaya dapat menawarkan alternatif bagi pengaruh China yang semakin besar.
Kebangkitan kembali China sebagai kekuatan global terkemuka dianggap sebagai salah satu peristiwa geopolitik paling signifikan akhir-akhir ini, di samping jatuhnya Uni Soviet pada 1991 yang mengakhiri Perang Dingin.
China pada tahun 1979 memiliki ekonomi yang lebih kecil dari Italia, tapi setelah membuka investasi asing dan memperkenalkan reformasi pasar, China telah menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia dan merupakan pemimpin global dalam berbagai teknologi baru.
Seorang Pejabat AS mengatakan sampai sekarang, Barat telah gagal menawarkan alternatif positif untuk 'kurangnya transparansi, standar lingkungan dan tenaga kerja yang buruk, dan pendekatan paksaan' dari pemerintah China yang telah membuat banyak negara menjadi lebih buruk.
Menurut database Refinitiv, pada pertengahan tahun lalu, lebih dari 2.600 proyek dengan biaya US$ 3,7 triliun terkait dengan BRI, meskipun kementerian luar negeri China mengatakan Juni lalu bahwa sekitar 20% proyek telah terkena dampak serius dari pandemi Covid-19.
Sebagai bagian dari rencana G7, Amerika Serikat akan bekerja dengan Kongres AS untuk melengkapi pembiayaan pembangunan yang ada. "Untuk secara kolektif mengkatalisasi ratusan miliar dolar investasi infrastruktur", kata Gedung Putih.
(mij/mij)[Gambas:Video CNBC]