Sopir Priok Diancam Celurit, Pungli Merajalela di Pelabuhan

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
11 June 2021 16:05
Antrean truk besar yang melintas di sepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah pungutan liar (pungli) di pelabuhan kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdialog dengan beberapa sopir truk, kemarin Kamis (10/6/2021) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sudah jadi rahasi umum praktik pungli dan premanisme juga terjadi di banyak pelabuhan Indonesia. Bahkan menurut pengakuan sopir di Priok, mereka pernah diancam dengan celurit oleh preman.

"Masih ini kami keluhkan sejak lama, dan sudah beberapa kali diangkat media. Kami sudah mengadukan. Itu tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi beberapa pelabuhan sepanjang jalan kita lewat itu ada pungli," kata Ketua Asosiasi Logistik Indonesia, Mahendra Rianto, dalam Profit, CNBC Indonesia, Jumat (11/6/2021).

Namun kebetulan isu ini mencuat setelah ada dialog sopir dengan presiden di Tanjung Priok. Menurut Mahendra seharusnya persoalan ini sudah bisa terselesaikan setingkat otoritas aparat yang berwenang.

"Masa membutuhkan presiden untuk mengatasi hal ini. Mestinya hal-hal ini sudah bisa jadi KPI bagi aparat. Barusan tanya driver berapa budget untuk pungli ini, lumayan besar," jelasnya.

Aksi premanisme juga terjadi pada jalan menuju pelabuhan. Mahendra mencontohkan jalan menuju pelabuhan di kawasan Cakung, Cilincing, hingga Ancol, sopir truk sering dimintai uang jalan secara paksa.

"Jadi ketika macet kita harus memberi uang jalan, itu total hampir Rp 100 - 150 ribu sekali perjalanan, mereka naik ke atas mobil pakai senjata tajam juga ketika sopir tidak punya uang. Bahkan mengambil apapun yang ada di truk seperti ponsel," jelasnya.

Sebelumnya dari dialog yang dilakukan sopir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Grating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta.

Saat mendengar keluhan supir tersebut, Presiden pun langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindak praktik premanisme dan pungli ini.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dikalung Celurit, Sopir di Priok Dipalak Rp 150 Ribu/Hari

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular