Harga BBM Malaysia Naik, Tanda RI Harus Bersiap?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
11 June 2021 10:32
TOPIK_MAJU MUNDUR BBM
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk salah satu jenis bensin seiring dengan tren harga minyak dunia yang tengah mengalami kenaikan.

Malaysia menaikkan harga bensin dengan nilai oktan (Research Octane Number/ RON) 97 sebesar 2 sen dari RM 2,63 atau sekitar Rp 9.108 (asumsi Rp 3.463 per ringgit) menjadi RM 2,65 atau sekitar Rp 9.177 per liter.

Kenaikan harga ini berlaku sejak 10-16 Juni 2021. Pasalnya, penetapan harga bahan bakar di Malaysia dilakukan per minggu sejak diperkenalkan kembali pada 5 Januari 2019, di bawah Mekanisme Penetapan Harga Otomatis (APM).

Lantas, apakah ini pertanda warga RI juga harus bersiap jika suatu waktu ada kenaikan harga BBM?

PT Pertamina (Persero) menyampaikan bahwa saat ini perseroan sedang melakukan evaluasi terkait harga BBM. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading Pertamina, Putut Andriatno, mengatakan evaluasi tengah dilakukan oleh tim manajemen Pertamina.

"Sedang dievaluasi oleh tim manajemen Pertamina terkait pricing tersebut, segala kemungkinan tergantung hasil evaluasi tersebut," ungkapnya.

Dia mengatakan, sampai saat ini Pertamina masih menerapkan penetapan harga BBM non subsidi per dua minggu sekali untuk sektor industri. Tapi untuk sektor retail (penjualan di SPBU), Pertamina harus melapor kepada pemerintah terlebih dahulu.

"Untuk sektor industri kami masih menerapkan, tapi di sektor retail kami harus melaporkan ke pemerintah," terkait periode perubahan harga BBM non subsidi.

Pertamina selaku badan usaha yang mendominasi penjualan BBM retail di negara ini memang belum menaikkan harga BBM non subsidi seperti Pertalite (RON 90) maupun Pertamax (RON 92) sejak awal tahun.

Sejak awal tahun hingga kini harga Pertalite dan Pertamax Pertamina masih belum berubah, yakni Rp 7.650 per liter untuk Pertalite dan Rp 9.000 per liter untuk Pertamax, khususnya di Jakarta dan Pulau Jawa.

Berbeda dengan badan usaha niaga swasta lainnya yang telah menaikkan harga BBM sejak April lalu. Shell Indonesia dan Vivo misalnya. Kedua badan usaha ini telah menaikkan harga jual BBM jenis bensin mulai dari RON 90, 92, 95, hingga diesel non subsidi.

Adapun kenaikan harga mencapai sekitar Rp 675 sampai lebih dari Rp 1.000 per liter, dibandingkan harga pada Maret 2021. Untuk bensin RON 90 atau Shell Regular, Shell mematok harga Rp 10.520 per liter, naik dari sebelumnya Rp 9.500 per liter dan RON 92 Shell Super Rp 10.580 per liter, naik Rp 1.020 per liter dari sebelumnya Rp 9.560 per liter.

Sementara Vivo mematok RON 90 atau Revvo 90 seharga Rp 9.750 per liter, naik Rp 675 per liter dari sebelumnya Rp 9.075 per liter, dan RON 92 (Revvo 92) sebesar Rp 9.800 per liter dari sebelumnya Rp 9.125 per liter.

Perlu diketahui, di sisi lain Malaysia tidak mengubah harga bensin RON 95 dan diesel yang masing-masing kini seharga RM 2.05 (Rp 7.099) dan RM 2.15 (Rp 7.446) per liter.

Kementerian Keuangan Malaysia juga mengatakan bahwa untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga minyak global, pemerintah akan mempertahankan harga tertinggi saat ini untuk bensin RON 95 pada RM 2,05 per liter dan solar pada RM 2,15 per liter, meskipun ada kenaikan harga pasar.

"Pemerintah akan terus memantau tren harga minyak mentah global dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kesejahteraan dan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada Rabu (9/6/2021).

Harga bensin RON 97 yang sudah naik menjadi sekitar Rp 9.177 per liter di Malaysia, namun harga tersebut masih lebih murah jika dibandingkan dengan harga bensin di Indonesia. Misalnya, Pertamax Turbo RON 98 milik PT Pertamina (Persero) kini dijual dengan harga Rp 9.850 per liter. Ini pun belum ada kenaikan harga.

Bahkan, bila dibandingkan dengan Shell yang menjual Shell V Power Nitro+ setara RON 98, harga jual di Jakarta kini telah mencapai Rp 11.400 per liter atau untuk Shell V-Power dengan RON 95 seharga Rp 11.050 per liter.

Begitu juga dengan badan usaha niaga retail BBM lainnya di dalam negeri seperti BP-AKR yang menjual bensin RON 95 saja sudah menyentuh Rp 9.650 per liter, Vivo untuk Revvo 95 (setara RON 95) seharga Rp 10.850 per liter.

Menanggapi kondisi ini, Anggota Tim Reformasi & Tata Kelola Migas (2014-2015) Fahmy Radhi mengatakan, penetapan harga BBM di Malaysia berdasarkan pada harga minyak dunia, sehingga pada saat harga minyak dunia rendah, harga BBM di Malaysia diturunkan beberapa kali.

"Saat ini, harga minyak dunia naik, maka harga BBM Malaysia dinaikkan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/06/2021).

Mahalnya harga BBM Indonesia dibandingkan dengan Malaysia menurutnya mengindikasikan adanya inefisiensi pengelolaan BBM, khususnya masih tingginya impor BBM. Alhasil, harga BBM di Indonesia kemahalan di mana mahalnya harga minyak ini juga harus ditanggung oleh konsumen.

"Kemahalan harga itu menunjukkan inefisiensi pengelolaan BBM disebabkan oleh impor BBM masih tinggi akibat keterbatasan kilang," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi terhadap produk BBM yang di Indonesia termasuk kategori non subsidi ini.

Dia menyampaikan bahwa pemerintah Malaysia memberikan subsidi BBM yang lebih besar jika dibandingkan dengan Indonesia. Tidak hanya BBM saja, tapi juga gas dan listrik.

"Pemerintah Malaysia memberikan subsidi BBM yang lebih besar dibanding Indonesia," tuturnya.

Hal senada diungkapkan Mantan Gubernur Indonesia untuk OPEC, Widhyawan Prawiraatmadja. Dia mengatakan, Malaysia maupun Indonesia mengadopsi harga BBM yang ditentukan oleh negara, biasa disebut administered pricing.

"Hal ini lebih terkait dengan kebijakan subsidi di mana pada saat harga minyak di pasar global lebih tinggi dari harga yang ditentukan oleh pemerintah, jadi tidak ada hubungannya dengan efisiensi kilang," jelasnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular