
Harga Minyak Memanas Nyaris US$ 100, ESDM Ketar-Ketir

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara perihal harga minyak dunia yang terus merangkak naik, bahkan mendekati US$ 100 per barel.
Harga minyak mentah Brent pada Senin dibuka menguat 0,24% di posisi US$ 93,49 per barel. Selain itu, minyak mentah WTI dibuka menanjak 0,19% ke posisi US$ 90,02 per barel.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa pihaknya menyebutkan tingginya harga minyak saat ini berpengaruh pada sisi hulu dan hilir sektor minyak di Indonesia.
Terlebih dari sisi hilir, karena Indonesia net importir minyak, maka lonjakan harga minyak dunia bisa berdampak pada lonjakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri.
"Kalau ke hilir iya (berpengaruh), karena kita impor hilir kan," ungkap Tutuka saat ditanya soal pengaruh harga minyak dunia yang melambung ke harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Dia mengakui, harga minyak yang meroket ini memang bisa membawa keuntungan bagi sisi hulu minyak.
Namun begitu, Tutuka juga mengatakan bahwa pihaknya was-was jika harga minyak terus menerus melambung, karena akan berpengaruh negatif pada biaya operasi hulu migas yang diperkirakan juga akan meningkat.
"Masalahnya kalau terlalu tinggi, jadi kita kurang favorable kalau harga minyak terlalu tinggi, jangan di atas US$ 90 (per barel) lah itu," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa kian melonjaknya harga minyak mentah dunia ini sesuatu yang mengerikan.
"Sekarang harga minyak mentah sekarang berapa nih? US$ 92. Ngeri," ungkap Arifin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Tak bisa dipungkiri lonjakan harga minyak bisa berpengaruh pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri. Terlebih, karena Indonesia kini berstatus net importir minyak.
Arifin pun mengimbau agar masyarakat juga efisien dalam menggunakan BBM, salah satunya yaitu menggunakan kendaraan pribadi hanya untuk kegiatan penting.
"Memang harus ada pemikiran sesuatu, supaya masyarakat juga kalau pakai kendaraannya harus yang ini-ini aja lah, yang betul-betul urgent," tambahnya.
Seperti diketahui, harga minyak Brent ditutup melemah pada perdagangan Jumat karena aksi taking profit dan pasar mempertimbangkan kekhawatiran pasokan yang berasal dari larangan ekspor bahan bakar Rusia terhadap permasalahan permintaan akibat kenaikan suku bunga di masa depan.
"Investor mengantisipasi penurunan permintaan pada bulan Oktober karena kilang-kilang sedang menjalani pemeliharaan dan suku bunga yang lebih tinggi akan semakin menekan pasar," ucap Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
Kontrak telah menguat lebih dari 10% dalam tiga minggu sebelumnya di tengah kekhawatiran terbatasnya pasokan.
Pejabat Federal Reserve AS memperingatkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, bahkan setelah pemungutan suara untuk mempertahankan suku bunga acuan federal fund tetap stabil pada pertemuan minggu ini.
"Inflasi masih terlalu tinggi, dan saya memperkirakan akan tepat bagi Komite (Pasar Terbuka Federal) untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan mempertahankannya pada tingkat yang ketat untuk beberapa waktu," ucap Gubernur Fed Michelle Bowman.
Potensi kenaikan harga energi lebih lanjut merupakan risiko khusus yang harus dipantau.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Sementara itu, larangan sementara Rusia terhadap ekspor bensin dan solar ke sebagian besar negara diperkirakan akan memperketat pasokan.
Transneft Rusia menghentikan pengiriman solar ke terminal utama Primorsk dan Novorossiysk di Baltik dan Laut Hitam pada hari Jumat, menurut kantor media pemerintah Tass.
Larangan tersebut akan membawa ketidakpastian baru pada gambaran pasokan produk olahan global yang sudah ketat dan prospek bahwa negara-negara yang terkena dampak akan berupaya untuk menawar kargo dari pemasok alternatif.
Harga bensin grosir Rusia turun hampir 10% dan solar turun 7,5% pada hari Jumat di St. Petersburg International Mercantile Exchange.
Jumlah rig minyak AS, yang merupakan indikator produksi di masa depan, juga turun delapan menjadi 507 pada minggu ini, terendah sejak Februari 2022, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Kilang-kilang di AS secara rutin melakukan pemeliharaan pada musim gugur setelah operasi besar-besaran untuk memenuhi permintaan bahan bakar selama musim berkendara di musim panas. Kapasitas kilang offline diperkirakan mencapai 1,4 juta barel per hari (bph) minggu ini menurut IIR Energy dibandingkan 800,000 bph offline minggu lalu.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak to the Moon Tembus US$90/Barel, ESDM Ketar-Ketir