
Harga Sepeda Lipat Ambles, Ternyata Ini Biang Keroknya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sepeda lagi turun. Penurunan harga ini bukan hanya terjadi di penjualan daring alias online, namun juga di pedagang offline. Turunnya harga terjadi pada beragam jenis, mulai dari sepeda lipat, sepeda gunung (MTB) hingga sepeda balap (road bike).
Penyebab turunnya harga sepeda lantaran faktor supply and demand, ketika karena permintaan sudah mulai normal dibanding awal pandemi Covid-19, sementara persediaan di gudang alias di pedagang juga masih banyak.
"Kondisi sekarang sudah sama saja seperti sebelum pandemi [tak booming lagi], nggak kayak dulu awal pandemi, ramai banget tuh ketika awal pandemi," kata Ian, pemilik Toko Sepeda Harapan Kencana yang berlokasi di Jl. Surya kencana No.94 Bogor, kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (8/6/21).
Ia menjual berbagai jenis sepeda dari beragam merek, mulai dari Polygon, United, Pacific dan beberapa merk lainnya. Asal barangnya pun bermacam-macam, ada yang dari lokal maupun impor. Dari beragam jenis sepeda yang dicari masyarakat, maka pilihannya dominan mengarah ke sepeda lipat.
"Dibanding MTB, sepeda lipat paling dicari, mulai dari Rp 1,7 juta sampai Rp 1,8 juta itu tipe Evergreen. Yang anak dapat Rp 1,3 juta. Padahal saat awal pandemi harganya, bisa di atas Rp 2 juta," kata Ian.
Pasar sepeda mulai mengalami kejenuhan terutama untuk segmen harga di bawah Rp 5 juta khususnya pada model sepeda lipat.
"Misalnya itu [sepeda lipat] Rubick Gyro sekarang harganya Rp 4 juta, dulu sampai Rp 4,5 juta," kata Ian.
Namun, ia mengakui meski permintaan tak sekencang saat awal pandemi, tapi minat untuk sepeda tertentu masih ada. Misalnya untuk sepeda balap ada saja yang masih mencarinya.
"Strattos S3 itu Rp 8 juta, awal pandemi nggak ada barangnya. Masuknya awal tahun ini, Januari-Februari," kata Ian.
Selain sepeda lipat, untuk sepeda segmen di bawah Rp 5 juta untuk model MTB juga mengalami penurunan harga.
"Ini United MTB Detroit 4.1 awal pandemi di atas Rp 5 juta, sekarang Rp 4,5 juta atau mau Rp 4,3 juta juga saya kasih," sebutnya.
Pengakuan datang dari pedagang lain. Pemilik toko sepeda lainnya di kawasan yang sama, Heri mengakui saat ini harga sepeda lebih terjangkau dibanding beberapa waktu lalu saat masih booming.
"Polygon Inverter ukuran 26 ini lebih kecil harganya Rp 3,25 juta, kalau yang lebih besar size-nya ada 27,5 harganya Rp 3,5 juta. Memang dibanding awal-awal harganya lebih murah, dulu bisa Rp 4 jutaan," jelas Heri.
Mekanisme Pasar
Di tingkat pedagang daring maupun offline harga sepeda cenderung turun seiring menurunnya minat gowes masyarakat. Nilai penurunannya sekitar 20%-30%.
Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono menegaskan penurunan harga ini dilakukan di tingkat pedagang. Ia menegaskan harga sepeda di tingkat pabrik tak banyak perubahan.
"Nggak turun di pabrik, sama saja seperti awal pandemi kemarin, harga sudah diatur, kecuali ada hal luar biasa, mungkin pricing policy jadi ditinjau kembali," kata Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (9/6/21).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tren Sepeda Lipat Mulai Jenuh, Harganya Ikut Rontok!
