Harga Sepeda Lipat Lagi Hancur, Cek Berapa Harganya!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
09 June 2021 06:40
Sepeda Brompton (Tangkapan Layar brompton.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren gowes mulai memudar tak semarak saat awal pandemi lalu karena aktivitas orang makin banyak ke luar rumah. Di sisi lain, sepeda impor sudah mulai ramai masuk kembali ke Indonesia. Alhasil, permintaan dan penawaran justru tidak berbanding, melimpahnya stok membuat harga cenderung menurun. Hal ini pun diakui oleh importir terutama penurunan harga di tingkat pedagang.

"Range (harga) turun 20%-30%, itu realita yang harus diterima. Barang yang lama sampai di grosir akhirnya jual barang aja, yang penting ngejar cashflow. Harga modal aja dilempar supaya terjadi perputaran. Pasar menyesuaikan diri dengan keadaan. Tapi demand tetap ada," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/6).

Namun, ternyata tak semua segmen sepeda mengalami penurunan harga yang sampai tajam. Khusus sepeda lipat memang ada penurunan harga terutama untuk segmen harga tertentu. Sedangkan sepeda dengan harga di atas Rp 10 juta relatif stabil, karena ditopang oleh pasar penghobi.

Kini di gudang pedagang stok pedagang masih banyak pasokan sepeda.

"Kondisi sekarang sudah sama saja seperti sebelum pandemi (tak booming), nggak kayak dulu awal pandemi, ramai banget tuh ketika awal pandemi," kata Ian Pemilik Toko Sepeda Harapan Kencana yang berlokasi di Jl. Surya kencana No.94 Bogor.

Berikut fakta-fakta soal turunnya harga sepeda belakangan ini.

Segmen harga di bawah Rp 5 juta khususnya pada model sepeda lipat paling terdampak penurunan harfa. Sedangkan untuk segmen di atas Rp 10 juta relatif stabil karena punya pasar penggemar khusus.

"Misalnya itu (sepeda lipat) Rubick Gyro sekarang harganya Rp 4 juta, dulu sampai Rp 4,5 juta," kata Ian, Pemilik Toko Sepeda Harapan Kencana yang berlokasi di Jl. Surya kencana No.94 Bogor kepada CNBC Indonesia.

Ia bilang saat ini, harga sepeda lipat murah dari harga di atas juga mengalami penurunan harga. "Dibanding MTB, sepeda lipat paling dicari, mulai dari Rp 1,7 juta sampai Rp 1,8 juta itu tipe Evergreen. Yang anak dapat Rp 1,3 juta. Awal pandemi naik harganya, bisa di atas Rp 2 juta," kata Ian.

Selain sepeda lipat, untuk sepeda segmen di bawah Rp 5 juta untuk model MTB juga mengalami penurunan harga. "Ini United MTB Detroit 4.1 awal pandemi di atas Rp 5 juta, sekarang Rp 4,5 juta atau mau Rp 4,3 juta juga saya kasih," sebutnya.

Mekanisme Pasar

Di tingkat pedagang daring maupun offline harga sepeda cenderung turun seiring menurunnya minat gowes masyarakat. Nilai penurunannya sekitar 20%-30%.

Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono menegaskan penurunan harga ini dilakukan di tingkat pedagang. Ia menegaskan harga sepeda di tingkat pabrik tak banyak perubahan.

"Nggak turun di pabrik, sama saja seperti awal pandemi kemarin, harga sudah diatur, kecuali ada hal luar biasa, mungkin pricing policy jadi ditinjau kembali," kata Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/6/21).

Pengakuan pedagang model sepeda yang masuk kategori medium hingga high end bike relatif harganya stabil. Salah satunya adalah MTB Patrol 093 yang memiliki bandrol Rp 16 juta serta Patrol 092 dengan harga Rp 18 juta.

"Patrol 093 dan 092 emang segitu dari awal, harganya ga turun dibanding awal pandemi," kata pemilik toko sepeda yang tak mau disebutkan namanya berlokasi di Jl. Semeru Bogor, Selasa (8/6/21

okonya umumnya menjual sepeda yang masuk kategori sepeda gunung (MTB). Selain Patrol, ada sepeda dengan spesifikasi lebih rendah yakni Dominate A One dengan harga Rp 4,1 juta hingga Rp 6,8 juta.

"Ada juga versi Dominate carbon, harganya Rp 12 juta, semua roda sama dengan Dominate lain ukuran 29," kata pemilik toko yang enggan disebutkan namanya tersebut.

Namun, jika ingin memiliki sepeda dengan spek lebih tinggi ada juga Trek x Caliber dengan banderol Rp 19 juta hingga puluhan juta. Sepeda jenis ini memiliki harga yang cukup tinggi, namun secara prestise sudah cukup baik, termasuk kualitas komponen yang ada seperti frame.

"Trek sayang ganti frame, komponen udah bagus, ada nama juga. Kalau budget Rp. 20 juta mau jenis carbon pilih patrol, Rp 20 juta mau menang merek ya ambil Trek," sebutnya.

Harga-harga tersebut ternyata tidak bisa ditawar, pemilik toko beralasan bahwa harga tersebut sudah masuk ke dalam skema penjualan dari distributor di atasnya sehingga benar-benar turun. "Bukan kita yang harga tapi memang punya standar harganya," ujarnya.

Sepeda medium serta high end bike memang memiliki segmentasi sendiri, sehingga harganya pun tergolong stabil di tengah booming sepeda yang mulai reda.

Pemilik Toko Sepeda Harapan Kencana yang berlokasi di Jl. Surya kencana No.94 Bogor, Ian menjelaskan bahwa sepeda harganya di atas Rp 10 juta umumnya digemari oleh masyarakat kelas atas yang memang sudah memiliki hobi sejak lama. Sehingga, ketika harga sepeda murah anjlok, sepeda segmen ini tak terpengaruh.

"Umumnya memang turun, tapi yang ini Pacific Carbon termasuk stabil, harganya Rp 14 jutaan dari awal pandemi. Dari produsen juga ga ada perubahan harga," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/6/21).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular