
Tren Sepeda Lipat Mulai Jenuh, Harganya Ikut Rontok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan sepeda lipat jatuh dalam beberapa bulan terakhir sehingga berdampak pada harga. Ternyata, penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah fenomena pindahnya pengguna sepeda lipat ke jenis sepeda lain di tengah booming sepeda yang mulai pudar.
"Nggak seheboh kemarin, orang rada jenuh juga. Sama orang pindah haluan dari sepeda lipat ke sepeda balap (road bike), termasuk sepeda gunung ke sepeda balap," kata Iman Firman, penjual sepeda Toko Sepeda Maju Jaya yang terletak di jalan Tamansari raya nomor 5 C Jakarta Barat kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (16/6/21).
Berpindahnya haluan dari sepeda lipat ke jenis sepeda lain disebabkan makin inginnya sebagian masyarakat untuk upgrade kecepatan bersepeda. Seli yang dikenal berukuran mini tidak maksimal dalam hal kecepatan. Namun, bagi pengguna yang lebih memilih untuk kepraktisan, maka sepeda lipat bisa menjadi pilihan.
"Sepeda lipat kan diameter ban kecil. Makin besar springnya, kecepatan beda. Kalau orang pake seli secara kecepatan kurang puas mereka beralih, kecuali sekedar olahraga keliling kompleks, karena sepeda lipat fleksibel dibawa angkutan umum," kata Iman yang juga menjual sepedanya melalui instagram @jktsepeda .
Meski mulai ditinggal penggemar, namun bukan berarti sepeda jenis ini tidak mendapat minat sama sekali. Sebagian masyarakat masih mencari sepeda ini untuk hobi. Namun, yang diincar tergolong sepeda murah, misalnya yang di bawah Rp 6 juta.
"Segmentasi sepeda lipat termasuk Element Troy saja yang masih jalan sampai saat ini, harganya Rp 4 jutaan, sama di United tipe Miron sekitar Rp 5,7 juta," jelasnya.
Harga Brompton Goyang
Saat booming di awal pandemi, sepeda lipat sempat jadi primadona. Untuk segmen atas seperti Brompton, harganya sempat digoreng alias tak normal.
"Brompton harga nggak normal, demand tinggi, supply tersendat jadi harga di atas Rp 50 juta waktu itu, semua Rp 45 juta ke atas, padahal normalnya Rp 30 jutaan lebih," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo .
"Sekarang menyesuaikan, barang ada, harga baru kisaran Rp 36 juta. Malah para importir yang bukan distributor bisa jual harga di bawah Rp 36 juta," kata Eko.
Sebagai contoh harga Brompton M6L Raw Lacquer beberapa bulan lalu mencapai Rp 41 juta, kini harganya di kisaran Rp 37 juta. Begitu pun dengan M6R BE Color dari semula Rp 43 juta menjadi Rp 39 juta. Sementara M6R BE Lacquer yang semula kisaran Rp 46 juta saat ini kembali ke angka Rp 42 juta.
Adapun jenis sepeda Brompton yang sempat menyentuh angka Rp 50 juta lebih adalah M6L Flame Lacquer hingga Rp 53,2 juta, padahal harga normal di Rp 38 juta. Kemudian ada lagi M6R Flame Lacquer yang sempat menyentuh Rp 54,6 juta, meski harga normal Rp 39 juta.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Sepeda Lipat yang Harganya Anjlok, Cek di Sini!