
RI Pensiunkan PLTU, Pengusaha Batu Bara Minta Kejelasan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) bersama dengan pemerintah mempunyai rencana untuk mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara mulai 2025. Ini sebagai upaya mengurangi emisi dan mengejar netral karbon pada 2060.
Menanggapi rencana ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia meminta pemerintah segera memberikan penjelasan secara rinci terkait rencana mempensiunkan PLTU ini.
Karena menurutnya, ini akan menentukan ke mana arah industri batu bara ke depannya.
"Saya kira ini akan sangat tergantung oleh nanti bagaimana pemerintah buat road map ke depan," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia belum lama ini.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa perkembangan dinamika geopolitik tentang isu perubahan iklim yang begitu cepat menuntut pemerintah Indonesia menjadi lebih cepat dalam mengejar target net zero emission. Kondisi ini pun tak ayal berdampak pada pemanfaatan batu bara di sektor kelistrikan.
"Kami akan tunggu dari road map yang akan dibuat oleh pemerintah. Perlu kajian lebih detail, sehingga dari situ kami bisa melihat pemanfaatan batu bara ke depan dalam negeri seperti apa," ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, pemerintah akan mempensiunkan PLTU tersebut secara "alami" atau sesuai dengan umur pembangkit.
"Kami diminta evaluasi PLTU yang ada dan bagaimana pensiunnya, sudah ada data PLTU yang sudah mendekati umur pensiun, secara nilai aset sudah nol saat berakhir. Sampai saat ini kami ambil opsi pensiun alami, nggak dipaksa pensiun," paparnya saat konferensi pers, Jumat (04/06/2021).
Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan simulasi bila RI menargetkan tak ada lagi PLTU saat Indonesia "Emas" di 2045, berapa biaya yang harus dikeluarkan, seperti apa kontrak yang telah ada saat ini.
"Kami juga sudah sedikit melakukan exercise lakukan simulasi, misalkan nih boleh dong punya cita-cita saya ingin saat Indonesia Emas 2045 nggak ada lagi PLTU, misalkan, berapa ongkosnya, angkanya sudah bisa diperkirakan dengan term kontrak," tuturnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bagaimana Nasib Aset PLTU yang Dipensiunkan? Ini Kata ESDM
