Pertengahan 2022 LRT Sudah Bisa 'Muter-Muter' di Jabodebek

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
04 June 2021 13:15
LRT Jabodebek (20detik/Tri Aljumanto) Foto: LRT Jabodebek (20detik/Tri Aljumanto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan Light Rapid Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) masih sejalan dengan yang ditargetkan selesai konstruksinya pada awal 2022. Saat ini progres pembangunan kereta ringan ini sudah mencapai 84%, sehingga target operasi pertengahan 2022 bisa terealisasi.

Lintas pelayanan I Cawang - Cibubur 94%, lintas pelayanan II Cawang - Dukuh Atas 84%, dan lintas pelayanan III Cawang - Bekasi Timur 91%. Progres ini mencakup penyambungan lintasan dan pembangunan fisik stasiun.

Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Farid Budianto mengatakan saat ini tahapannya sudah finishing, rencana beroperasional setelah pembangunan Depo atau tempat parkir dan perawatan kereta selesai.

"Pembangunan Depo sedikit terhambat karena pembebasan lahan ini selesai awal 2021, setelah depo selesai harapan kita bisa beroperasi pada pertengahan 2022," jelasnya di Stasiun LRT Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Jumat (4/5/2021).

Saat ini pembebasan tanah untuk bangunan Depo sudah mencapai 100%, dengan progres konstruksi fisik sebesar 44%. Namun dalam pembangunan tempat pemeliharaan kereta yang berlokasi di Bekasi Timur ini masih membutuhkan dukungan dana pembangunan.

Dia menjelaskan nilai pekerjaan Depo ini sebesar Rp 4,2 triliun, dengan media pembayaran turnkey project sehingga kontraktor baru akan dibayar oleh developer setelah proyek selesai. Dalam hal ini PT KAI sebagai pengelola LRT, yang akan membayar penuh jika proyek itu selesai.

Area depo sendiri terdiri dari gedung KAI, akses ke lintasan, stabling building, akses ke area perbaikan berat, akses ke area perbaikan ringan, manuver track, OCC Building, dan gedung perbaikan.

Nah, dalam pembangunannya Adhi masih membutuhkan dana tambahan untuk membiayai proyek itu. Karena dari sindikasi pembiayaan yang didapatkan baru mencapai Rp 3,1 triliun.

"Dari nilai proyek Rp 4,2 triliun, Adhi butuh support dari perbankan dan pemegang saham ke depan. kendalanya adalah untuk pinjaman lebih dari 50% ekuitas itu butuh persetujuan RUPS, yang kemarin belum kuorum," jelasnya.

Farid menjelaskan saat ini nilai ekuitas Adhi terbatas hanya Rp 5,6 triliun, sehingga proses pinjaman juga dibatasi paling tidak hanya Rp 2,7 - 2,8 triliun yang bisa didapatkan. Sementara jika dalam RUPS ke depan tidak mendapat persetujuan juga dari pemegang saham, Adhi akan mencari alternatif pembiayaan lain.

"Kalau tidak setuju kita akan cari pembiayaan lain, bisa dari penerbitan obligasi, atau pembiayaan perbankan lainnya," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sabar! Agustus Tahun Depan LRT Jabodebek Sudah Wara-Wiri


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading