
Tak Cuma Taper Tantrum, Perang Dingin AS & China Bikin Ngeri

Jakarta, CNBC Indonesia - Tantangan perekonomian Indonesia sudah seharusnya disikapi dengan bijaksana. Di tengah ketidakpastian karena krisis pandemi Covid-19 ini, ada hal lain selain taper tantrum yang juga harus diwaspadai oleh RI, yakni ancaman geopolitik.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ekonom Senior sekaligus Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro dalam program Closing Bell CNBC Indonesia TV.
"Sebenarnya yang agak rawan itu bukan dari ekonomi, justru dari geopolitik. Terutama persaingan Amerika Serikat dan China. Jadi ini kita berharap akan terjadi peredaan ketegangan," ujar Ari dikutip Jumat (4/6/2021).
Karena, lanjut Ari bagaimana juga rantai pasok atau supply chain dunia masih bergantung dari dua negara tersebut. Saat ini distribusi rantai pasok saja sudah 'amburadul' karena pandemi, ke depan diharapkan ketegangan AS dan China kian mereda.
Inflasi yang tinggi mencapai 4,2% di AS, menurut Ari juga salah satunya disebabkan karena perang dagang dengan China. "Jadi perusahaan-perusahaan di AS tidak bisa secara bebas lagi mengimpor kebutuhan-kebutuhan dari China, harus lewat perjanjian, dan sebagainya," jelas Ari.
"Jadi (perang dagang) antara AS dan Tiongkok China itu harus diwaspadai. Jadi, tantangan bagi kita harus siap kalau situasi itu terjadi kita harus lebih mandiri," kata Ari melanjutkan.
Oleh karena itu, menurut Ari, Indonesia harus bisa bertahan dari sisi pertanian, juga industri harus dikuatkan, dan pariwisata domestik juga harus digalakkan.
"Untuk jaga-jaga saja. Syukur-syukur tidak terjadi, tapi siapa yang tau. Jadi lebih mirip perang dingin, kita harapkan jangan jadi perang panas," kata Ari melanjutkan.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia Business and Economic Report