Ancaman Berat Menanti Tahun Depan, Begini Skenario APBN 2022!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 June 2021 14:17
INFOGRAFIS, Simak!, Sri Mulyani Ungkap 5 Ancaman Ekonomi Dunia
Foto: Infografis/ Sri Mulyani Ungkap 5 Ancaman Ekonomi Dunia/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah dampak ekonomi di tahun depan mulai dikhawatirkan oleh pemerintah. Namun, ketakutan itu sudah diantisipasi melalui berbagai strategi yang sudah disiapkan.

Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022 dijelaskan bahwa postur makro fiskal diarahkan untuk mendukung konsolidasi fiskal jangka menengah dan percepatan pemulihan ekonomi dan struktural.

Di mana pendapatan negara dan hibah ditargetkan mencapai 10,18% - 10,44% dari PDB. Terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar 8,37% - 8,42% dan PNBP sebesar 1,8% - 2% dari PDB.

Kemudian untuk belanja negara, pada tahun 2022, belanja negara ditargetkan mencapai 14,69% - 15,3% terhadap PDB. Terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar 10,38% - 10,97%. Serta Transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar 4,3% - 4,32% dari PDB.

"Kebijakan belanja negara difokuskan pada upaya peningkatan kualitas SDM (kesehatan, perlindungan sosial, dan pendidikan), peningkatan infrastruktur dasar dan digital, serta penguatan kelembagaan berupa reformasi birokrasi dan regulasi," tulis RKP 2022 yang dikutip CNBC Indonesia, Kamis (3/6/2021)

Kemudian untuk defisit anggaran diupayakan menurun dari 5,7% PDB pada tahun ini dan turun menjadi 4,51% - 4,85% dari PDB pada 2022. Keseimbangan primer juga diarahkan membaik dari -3,6% dari PDB Pada 2021 menjadi -2,31% - 2,65% dari PDB pada 2022.

Dengan besaran defisit anggaran dan keseimbangan primer yang lebih terjaga, kesinambungan fiskal tetap dapat terjaga. Risiko utang diperkirakan sebesar 43,76% - 44,29% dari PDB.

Dari sektor keuangan, percepatan pendalaman sektor keuangan guna optimalisasi pembiayaan terhadap sektor riil tetap dilakukan.

Pendalaman sektor keuangan ke depan akan difokuskan melalui peningkatan literasi dan akses keuangan, pemanfaatan ekosistem digital pada sektor keuangan, peningkatan kapasitas dan daya saing sektor keuangan dengan memperkuat permodalan, mendorong konsolidasi pada lembaga keuangan, dan meningkatkan efisiensi lembaga keuangan.

Selain itu, pendalaman sektor keuangan juga akan dilakukan dengan pengembangan berbagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang, pengembangan sektor keuangan dan ekonomi syariah, perluasan basis investor ritel, dan penguatan infrastruktur sektor keuangan, serta penguatan dan harmonisasi regulasi keuangan.

Berikut Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2022:

- Pertumbuhan ekonomi 5,2%-5,8%
- Inflasi 2%-4%
- Tingkat bunga SUN 10 tahun 6,32 - 7,27%
- Rupiah Rp 13.900/US$ - Rp 15.000/US$
- ICP US$ 55 - US$ 65 per barrel
- Lifting minyak bumi 686 ribu barel per hari - 726 ribu barel per hari
- Lifting gas 1,03 juta barel setara minyak per hari - 1.1 juta barel setara minyak per hari.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tumbuh 7%, Sri Mulyani: Ini Bukan Jaminan Ekonomi RI Pulih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular