Hotel Masih Berdarah-Darah, Transportasi Ada Tanda Bergairah!

Tirta, CNBC Indonesia
02 June 2021 19:07
Ilustrasi Restoran
Foto: Ilustrasi Restoran. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih tertekan, tetapi sektor transportasi mulai menunjukkan geliatnya meski terbatas di bulan April lalu. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan turis asing ke Indonesia di bulan April mencapai 127,5 ribu kunjungan, mengalami penurunan sebesar 2,61% (mom) dan tumbuh negatif 19,3% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Sepanjang tahun 2021 total kunjungan wisman ke Tanah Air mencapai 511.440 atau turun hampir 82% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kedatangan turis global masih drop meski vaksinasi terus digeber di banyak negara. 

Di Indonesia kedatangan turis Malaysia dan Timor Leste secara konsisten menyumbang lebih dari 50% total kunjungan di sepanjang tahun 2021. Kedua negara tersebut merupakan negara tetangga yang berbatasan darat dengan Indonesia. 

Jarak yang dekat dan bisa ditempuh dengan jalur darat dan laut membuat dua jalur ini menjadi pilihan mayoritas pelancong. Tren kedatangan turis dari Malaysia yang konsisten harus diwaspadai mengingat kasus Covid-19 di Negeri Jiran mengalami lonjakan yang tajam. 

Bahkan total kasus baru harian di Malaysia per satu juta penduduknya sudah mengungguli India sejak minggu lalu. Adanya mobilitas dari Malaysia ke Indonesia jika tidak dilakukan tracing dan tracking yang optimal berpeluang meningkatkan kasus Covid-19 di RI yang sudah turun akibat adanya imported cases.

India vs MalaysiaFoto: CNBC International

 

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di bulan April juga mengalami penurunan di April. BPS mencatat TPK April mencapai 34,6%. Lebih rendah dari Maret lalu di 36,1%. Namun jauh lebih tinggi dibandingkan dengan TPK April tahun lalu yang di bawah 15%. 

Keberadaan turis domestik lebih berperan dalam mendongkrak sektor pariwisata domestik ketika banyak negara yang masih melarang warganya bepergian ke luar negeri. Ada kemungkinan terjadi peningkatan TPK di bulan Mei seiring dengan momentum Lebaran 2021. 

Kendati ada kebijakan larangan mudik. Beberapa masyarakat Indonesia bahkan ngeyel untuk mudik dan berwisata. Berdasarkan catatan Satgas Penanganan Covid-19, sepanjang libur lebaran 12-15 Mei 2021 tercatat ada 122.899 orang yang ditegur oleh petugas di tempat wisata.

Di satu sisi ini menjadi pengerek sektor pariwisata dan hotel domestik. Namun di sisi lain bakal ada ancaman peningkatan kasus Covid-19 jika melihat banyak protokol kesehatan yang dilanggar. 

Lagipula TPK hotel juga kecil kemungkinan bakal mencapai level sebelum pandemi di atas 50%. Sudah setahun lebih TPK hotel konsisten di bawah 50% sehingga membuat para pebisnis hotel 'berdarah-darah'. 

Fenomena hotel-hotel diobral murah saat ini menjadi fenomena di kota-kota besar di Indonesia dan terutama kawasan wisata, dari ekses pahit pandemi yang berkepanjangan. Selain di Bandung, Jogja, Surabaya, bahkan Bali, tren hotel-hotel dijual juga terjadi di DKI Jakarta.

Walaupun masih 'berdarah-darah' juga, sektor transportasi masih mampu bergeliat. Penerbangan domestik bulan April tercatat mengangkut hampir 2,8 juta penumpang atau naik 5,6% dibanding bulan sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu ada kenaikan sampai 233%. 

Secara kumulatif (Januari-April) penerbangan domestik masih terkontraksi 44,7%. Jumlah penumpang penerbangan internasional juga meningkat 6,9% di bulan April. Namun masih drop lebih dari 95% secara kumulatif. 

Beralih ke kereta penumpang, terjadi peningkatan 4,1% jumlah penumpang di bulan April menjadi 14,86 juta orang. Secara tahunan dan kumulatif jumlah penumpang tumbuh 152% dan minus 45%. 

Sementara itu untuk kapal penumpang ada peningkatan penumpang 4,2% secara bulanan pada April menjadi 1,34 juta penumpang. Secara tahunan jumlah penumpang naik hampir 140%. Namun secara kumulatif masih terkontraksi 24%. 

Apabila dilihat tren peningkatan tajam terjadi secara tahunan. Hal ini disebabkan oleh adanya fenomena low base effect karena jumlah penumpang April tahun lalu sangatlah rendah bertepatan dengan penerapan PSBB di awal-awal.

Untuk bulan Mei sektor transportasi diharapkan melanjutkan geliatnya didukung dengan momentum arus mudik dan arus balik. Adanya peningkatan harga di sektor transportasi di bulan Mei dengan andil inflasi sebesar 0,08% menjadi cerminan bahwa masih ada peningkatan permintaan terhadap sektor ini. 

Sektor transportasi maupun pariwisata diperkirakan belum akan pulih ke level sebelum pandemi tahun ini. Apabila vaksinasi terus digeber dan sukses mencapai target pemerintah di akhir tahun serta kasus Covid-19 terus turun, barulah kedua sektor ini akan jelas bergeliat di 2022. 


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Hotel Baru Mau Napas, Eh Omicron Ngamuk!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular