
Haji & Umroh 2021 'Gantung', RI Didesak Lobi Arab Saudi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha biro perjalanan travel ibadah umroh meminta pemerintah untuk melakukan lobi kepada Pemerintah Arab terkait pembukaan akses umrah dari Indonesia. Saat ini hanya 11 negara yang boleh masuk ke Arab Saudi, tak ada nama Indonesia dalam daftar tersebut. Cek di sini.
Salah satu aturannya, penerimaan jamaah haji, hanya memperbolehkan jamaah yang telah mendapat suntikan vaksin yang sudah menerima Emergency Use Listing Procedure (EUL) dari WHO. Yakni, Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca. Sedangkan Sinovac yang dipakai Indonesia, baru-baru ini masuk dalam daftar penggunaan darurat oleh WHO.
Indonesia saat ini sudah memakai dua jenis vaksin yang masuk dalam daftar itu, yakni AstraZeneca dan Sinovac. Sehingga peluang jamaah haji dan umrah Indonesia masih terbuka.
Ketua DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Bungsu Sumawijaya, mengatakan paling tidak saat ini ada dua vaksin yang setujui Arab Saudi untuk masuk wilayahnya Sinovac dan AstraZeneca. Jadi pemerintah kita perlu melobi kerajaan Arab untuk memperbolehkan jamaah dari Indonesia masuk ke Arab.
"Pemerintah kita perlu melobi kerajaan Arab, memperbolehkan jamaah kita dari vaksin itu yang disetujui WHO. Mungkin kalau haji ini sulit karena waktu mepet dua bulan lagi penyelenggaraannya, tapi paling tidak kan untuk umroh boleh masuk," jelasnya dalam Profit, CNBC Indonesia, Rabu (2/6/2021).
Hingga saat ini Indonesia belum mendapat kuota Jemaah haji, begitu juga perjalanan umrah belum diperbolehkan kerajaan Arab. Proses mitigasi juga sedang dilakukan oleh pemerintah melalui tim kesiapan haji.
"Hingga saat ini kuota semua negara belum punya kuota pastinya, sementara penyelenggaraan haji sebentar lagi, tapi paling tidak kita harus persiapkan Jemaah umroh nantinya, juga persiapan umroh ini menjadi satu pembicaraan," jelasnya.
"Ini perlu kita dalami gimana travel umroh melakukan perjalanan, pengawasan dan penyelenggaraan umrah," jelasnya.
Sementara Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia, Pauline Suharno mengatakan secara umum banyak travel agent termasuk biro umroh yang menutup operasional, atau memilih pasar lain selain umroh. Saat ini bagaimana travel agent bisa melayani rute-rute untuk melayani wilayah leasure yang sudah dibuka.
"Seperti ke Turki sudah boleh masuk, ada juga yang ke Mesir, Maroko, Uzbekistan. Karena pada dasarnya usaha travel ini palugada melihat peluang yang ada," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/6/2021).
Dia mengakui rute-rute yang sudah diambil ini peminatnya tidak sebanyak umroh. Tapi perlu dilakukan untuk bertahan menunggu keputusan dari pemerintah Arab.
"Rute Turki dan lainnya ini nggak sebanyak umroh, memang belum cukup untuk menghidupi," jelasnya.
Selain itu banyak biro perjalan umroh juga melakukan diversifikasi bisnis dengan menjual produk dari Arab seperti kurma, agen asuransi dan lainnya. Dari catatannya saat ini masih banyak usaha biro perjalanan yang tutup hingga mati suri.
"Berapa angkanya kita masih belum data, tapi tutup separuh itu banyak sekali, hanya me-maintain client," jelasnya.
Dari survei 132 anggota Astindo Oktober lalu, 15,5% sudah tidak beroperasi, sementara 42% sudah tidak mempekerjakan karyawan. Lebih dari 60% perusahaan biro perjalanan tidak ada transaksi penjualan dan membiayai penghidupannya dari sisa modal kerja hingga tabungan.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jamaah RI Sudah Bisa Umroh, Kapan Waktunya?