Prabowo & Urgensi Modernisasi Alutsista RI

Tirta, CNBC Indonesia
02 June 2021 13:52
Sukhoi
Foto: Reuters

Selama ini kalau dilihat dari alokasi anggaran Kemenhan kebanyakan masih digunakan untuk belanja yang sifatnya konsumtif dan belum ke arah yang produktif seperti untuk investasi.

Jika mengacu pada anggaran tahun 2021, alokasi terbesar belanja Kemenhan terbesar adalah untuk program dukungan dan manajemen yang mencapai Rp 79,84 triliun atau setara dengan 55,2% dari total anggaran. 

Sementara untuk program modernisasi dan pemeliharaan alutsista serta non-alutsista hanya menyumbang sekitar 29% saja atau sebesar Rp 39 triliun. Sisanya kurang dari 30% untuk kebutuhan lain seperti operasi, latihan dan pendidikan personel.

Skema pembiayaan dengan APBN saja sudah jelas membebani anggaran yang selama ini terus defisit. Apalagi saat pandemi. Defisit fiskal tahun 2020 mencapai 6,09% dan tahun 2021 dipatok di 5,7%. 

dok IstFoto: Dok Ist

Penggunaan utang juga memiliki risikonya di tengah peningkatan rasio utang terhadap PDB yang meningkat tajam dari 30% di tahun 2019 menjadi 38,5% di tahun 2020. 

Posisi Indonesia sebagai negara non-blok yang mengusung pandangan politik internasional bebas aktif juga cenderung menjadi tantangan untuk mendapatkan pinjaman dari negara-negara maju beserta transfer ilmu-nya mengingat, kebanyakan kekuatan militer global cenderung mau melakukan hal-hal ini hanya kepada negara yang mau bersekutu. 

Melihat tantangan ini bukan berarti peremajaan dan investasi terhadap alutsista menjadi kurang mendesak. Adanya berbagai macam ancaman global justru menunjukkan bahwa Indonesia juga berada di zona rawan yang harus memperkuat pertahanan dan keamanannya. 

Halaman Selanjutnya >> Strategi Investasi Alpalhankam 25 tahun

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular